Terbaru! Lihatlah Keadaan Terkini di Kampung Mati Cigerut Kulon di Desa Cipakem

by -98 Views

SiwinduMedia.com – Tahun 2018 lalu menjadi tahun yang penuh kesedihan bagi penduduk Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Pada waktu itu, sebagian penduduk desa harus meninggalkan tanah kelahiran mereka untuk direlokasi ke tempat lain karena dua kampung di desa tersebut dinyatakan tidak layak huni setelah terjadinya bencana tanah longsor.

Pada musim penghujan tahun 2018, terjadi bencana tanah longsor di Kampung Cigerut Kulon dan Cigerut Wetan, Desa Cipakem. Ratusan penduduk terpaksa mengungsi terlebih dahulu di Balai Desa Cipakem untuk menghindari bahaya tanah longsor.

Salah satunya adalah Kampung Cigerut Kulon atau Dusun Rebo, yang sekarang dinyatakan sebagai Kampung Mati. Di Kampung Cigerut Kulon ini, berdasarkan data yang didapatkan dari SiwinduMedia.com saat mengunjungi lokasi pada awal Oktober 2023, terdapat sekitar 80 rumah yang sekarang tidak berpenghuni.

Penduduk Cigerut Kulon beberapa waktu setelah kejadian longsor, direlokasi ke daerah yang lebih aman namun masih berada di sekitar Desa Cipakem. Permukiman baru yang menampung penduduk Cigerut ini dinamakan Sarana.

Setelah kejadian longsor, pemerintah daerah segera turun tangan dengan melibatkan pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Setelah berkoordinasi dengan Pemdes Cipakem saat itu, tim ahli dari BNPB bersama BPBD setempat melakukan deteksi dan akhirnya menyatakan bahwa Kampung Cigerut termasuk dalam zona merah atau tidak layak huni.

Singkatnya, setelah 5 tahun berlalu sejak dinyatakan tidak layak huni, Kampung yang dulunya ramai dan damai dengan kehidupan masyarakatnya, sekarang menjadi Kampung Mati. Tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan warga yang selalu dipenuhi dengan kehangatan di sana.

Hanya rumah-rumah permanen yang masih tegak berdiri. Meskipun beberapa di antaranya sudah mulai rapuh karena usia bangunan dan kini sudah tidak terawat lagi.

Berdasarkan pantauan SiwinduMedia.com, tidak ada lagi rumah-rumah dengan dinding bilik bambu. Semuanya merupakan bangunan rumah permanen, menunjukkan bahwa penduduk di Kampung Mati tersebut gigih dalam mencari nafkah.

Kini rumah-rumah kokoh tersebut dipenuhi dengan rumput liar. Bahkan, di beberapa teras rumah, rumput liar sudah mulai tumbuh dan masuk melalui pintu dan jendela.

Dari kaca depan beberapa rumah, terlihat berbagai perabotan rumah tangga masih ada di dalamnya. Seperti lemari, kursi, dan lain-lain. Wajar saja penduduk enggan membawa perabotan berat ke tempat relokasi, karena akses jalan menuju dan dari Cigerut sangat sulit dilalui.

Ini Dia Kondisi Terbaru Kampung Mati Cigerut Kulon Desa Cipakem
Kondisi terbaru Kampung Mati Cigerut Kulon, Desa Dipakem Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan, Jawa Barat tahun 2023. Foto: Dok. SiwinduMedia.com

Ada Penduduk yang Bertahan Hidup di Kampung Mati Cigerut

Saat ini, diketahui ada sekitar 4 Kepala Keluarga yang masih bertahan hidup di Kampung Mati Cigerut Kulon. Sayangnya, satu keluarga terdiri dari suami, istri, dan dua anaknya berusia 14 dan 6 tahun. Mereka terpaksa harus kembali ke Kampung Mati Cigerut karena masalah ekonomi.

“Lahan pertanian saya ada di sini. Saya memiliki sapi yang harus diberi makan. Jika tinggal di bawah, mungkin terlalu jauh,” kata Maman (36) saat berbicara dengan tim SiwinduMedia.com di rumahnya.

Didampingi istrinya, Intan, dan kedua anaknya, Maman mengatakan bahwa bertahan hidup di Kampung Mati Cigerut Kulon bukanlah pilihan, tetapi karena kondisi ekonomi yang memaksanya tetap berada di Cigerut Kulon sampai sekarang.

“Saya tidak tidak ingin pindah, tetapi ini adalah masalah ekonomi. Saya merasa sedih melihat istri dan anak-anak, saya ingin pindah. Tapi saya akan membangun rumah dengan menjual sapi,” ungkap Maman.

Meskipun begitu, saat ini Maman bersama keluarganya merasa senang karena ada orang yang membantu mereka bertahan hidup di Kampung Mati Cigerut Kulon. Orang tersebut adalah Ibra M Saleh, seorang Youtuber yang baik hati yang datang dari Yogyakarta.

Menurut Maman, Ibra seolah menjadi bagian dari keluarga mereka. Sejak kedatang