Alasan Penolakan AS terhadap Gencatan Senjata di Gaza

by -162 Views
Alasan Penolakan AS terhadap Gencatan Senjata di Gaza

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengungkapkan bahwa gencatan senjata Israel di Gaza akan memungkinkan Hamas untuk berkumpul kembali dan melakukan serangan lebih lanjut. Namun, ia menekankan bahwa Israel harus mengambil “setiap tindakan yang mungkin” untuk mencegah jatuhnya korban sipil di wilayah tersebut.

Blinken menyampaikan komentarnya tersebut pada Sabtu di Yordania setelah melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Arab yang mendesak untuk segera menghentikan pertempuran. Para pemimpin Arab menuduh Israel melakukan kejahatan perang.

Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, menyatakan bahwa mereka tidak menerima argumen bahwa tindakan Israel merupakan bentuk pembelaan diri. Safadi menggambarkan konflik ini sebagai “perang yang berkecamuk yang menewaskan warga sipil, menghancurkan rumah, rumah sakit, sekolah, masjid, dan gereja warga.”

Konflik ini juga menimbulkan kekhawatiran akan keterlibatan aktor-aktor regional lain dan potensi destabilisasi di Timur Tengah.

Blinken, yang mendorong adanya jeda kemanusiaan dalam pertempuran daripada gencatan senjata, mengatakan bahwa meskipun AS memiliki pandangan berbeda dengan para pemimpin Arab mengenai cara mencapai perdamaian abadi di wilayah tersebut, tujuan mereka tetap sama.

Israel mulai melakukan serangan udara di Gaza setelah Hamas membunuh lebih dari 1.400 orang di Israel dalam serangan mendadak pada 7 Oktober. Lebih dari 200 orang juga diculik dan sebagian besar masih disandera.

Setidaknya 9.488 orang telah tewas di Gaza, menurut data kementerian kesehatan yang dikelola oleh Hamas.

Kunjungan Blinken ke Yordania dilakukan setelah ia bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyatakan bahwa tidak akan ada jeda kemanusiaan sampai semua sandera Israel dibebaskan.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memfokuskan serangannya di bagian utara Gaza, dengan memberikan peringatan berulang kali kepada warga sipil untuk meninggalkan wilayah tersebut. Namun, sekitar 400.000 warga sipil masih berada di wilayah tersebut, menurut utusan khusus AS untuk masalah kemanusiaan di Timur Tengah, David Satterfield.

IDF juga melancarkan serangan di wilayah selatan, dan PBB telah memperingatkan bahwa tidak ada wilayah yang aman di Gaza.