Inilah Teknologi yang Akan Membantu Indonesia Menuju Negara Maju, Bukan Hanya Mobil Listrik

by -1525 Views

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, pemerintah Indonesia saat ini ingin fokus mengembangkan industri pertahanan sebagai industri unggulan untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap dan menjadi negara maju pada 2045.

Korea Selatan misalnya, kata dia, mengandalkan industri ponsel atau gadget, dan otomotif untuk keluar dari middle income trap, begitu juga dengan Jepang dan China. Sedangkan, Indonesia hingga kini pun industrinya masih menghasilkan produk jasa ketimbang barang jadi bernilai tambah tinggi dan kompleks.

“Entrepreneur di kita dagang, trader, enggak ada maker, itu enggak ada, sedikit. Begitu kita dibilang hebat masuk digital, kita hanya bikin apa? platform marketplace, that’s it, kita enggak bikin produknya, enggak bikin goodsnya, enggak ada, services aja,” kata Suharso saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (20/11/2023).

Demikian juga dengan industri yang tercakup program hilirisasi. Menurutnya hingga kini program hilirisasi belum mampu menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, karena produk yang dihasilkan baru berupa barang setengah jadi hasil olahan terhadap sumber daya alam, seperti nikel yang belum sampai pada baterai mobil listrik.

“Dan rupanya strukturnya itu enggak berubah, enggak berubah ketika kita juga melakukan hilirisasi dan seterusnya. Kita ingin mengatakan bahwa tidak terbentuk kompleksitas dari industri kita yang kaki-kakinya ada di Indonesia, jadi kita industrinya yang single, dia tidak memberikan backward linkage yang kuat,” tegas Suharso.

Maka, ketika sektor swasta dan hilirisasi belum mampu menciptakan produk bernilai tambah tinggi, pemerintah saat ini kata dia baru bisa mendukung industri sektor pertahanan sebagai industri unggulan, yang berpotensi menghasilkan barang-barang berteknologi tinggi, seperti PT Dirgantara Indonesia dan PT PAL Indonesia (Persero).

Dengan pengembangan sektor pertahanan pun Indonesia menurutnya tak lagi harus mengimpor produk-produk pertahanan seperti peluru. Selain itu, juga bisa memanfaatkannya teknologi pengolahan produknya untuk sektor komersial seperti Ransum T2P milik TNI.