Rencana terbaru warga Indonesia untuk menggunakan tabungan dan gaji untuk melunasi utang.

by -135 Views
Rencana terbaru warga Indonesia untuk menggunakan tabungan dan gaji untuk melunasi utang.

Fenomena penggunaan tabungan masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terus berlanjut hingga akhir 2023. Survei Bank Indonesia terbaru menunjukkan bahwa istilah ‘makan tabungan’ masih terjadi hingga bulan November 2023.

Survei tersebut mengungkapkan bahwa proporsi pendapatan konsumen yang disimpan atau saving to income ratio masyarakat Indonesia turun dari 15,7% pada Oktober menjadi 15,4% pada November. Sementara itu, proporsi pendapatan konsumen untuk membayar cicilan atau utang alias debt to income ratio mengalami kenaikan.

Pada bulan Oktober, jumlah gaji orang Indonesia yang digunakan untuk membayar cicilan hanya 8,8%. Namun, angka tersebut meningkat menjadi 9,3% pada November 2023.

Survei juga menunjukkan bahwa golongan orang miskin menjadi yang paling terdampak sehingga harus menggunakan tabungannya untuk bertahan hidup. Dalam survei BI tercatat, kemampuan menabung kelompok masyarakat dengan pengeluaran Rp 1-2 juta per bulan turun dari 16,1% menjadi 15,8%.

Kondisi serupa juga dialami oleh golongan masyarakat mampu. Masyarakat dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan juga mengalami penurunan kemampuan menabung dari 18% menjadi hanya 16,3%. Sementara itu, kelompok masyarakat dengan pengeluaran bulanan Rp 2,1 juta hingga Rp 5 juta mengalami peningkatan dalam hal menabung.

Meskipun fenomena ‘makan tabungan’ masih terjadi, BI mencatat bahwa proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi atau average propensity to consume ratio mengalami penurunan. Artinya, jumlah gaji yang digunakan orang Indonesia untuk belanja sebenarnya berkurang.

Ekonom senior Indonesia, Chatib Basri, mengungkapkan kaitan fenomena ‘makan tabungan’ dengan inflasi. Menurutnya, melemahnya tekanan inflasi di Indonesia sebagian besar berkat kemampuan Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang berhasil mengendalikan pasokan dan harga.

Namun, upaya menekan inflasi berimbas pada daya beli. Tingkat belanja masyarakat menurun, bahkan saat periode menjelang Lebaran atau Idul Fitri 2023. Indeks nilai belanja masyarakat pada awal April juga menunjukkan penurunan. Padahal, mobilitas masyarakat sudah lebih longgar ketimbang saat pandemi.

Chatib Basri menyatakan bahwa purchasing power mulai melemah terutama di kuartal II, III, dan IV, sehingga pertumbuhan ekonomi akan melambat.