Potensi Resesi Indonesia Sangat Minim

by -114 Views
Potensi Resesi Indonesia Sangat Minim

Jakarta, CNBC Indonesia-Ekonom senior dan mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, mengatakan bahwa potensi resesi di Indonesia sangat kecil. Hal ini diungkapkannya dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia pada Jumat (22/12/2023).

“Saya melihat bahwa kemungkinan Indonesia mengalami resesi sangat kecil, sejak tahun lalu saya sudah mengatakan hal itu,” kata Chatib.

Meskipun begitu, Chatib tetap berhati-hati dalam optimisnya. Dia menyebut bahwa ada beberapa faktor global yang dapat sangat memengaruhi perekonomian Indonesia.

Pertama, menurutnya ada ruang bagi bank sentral AS The Fed untuk menurunkan suku bunga pada pertengahan 2024. Dalam kondisi tersebut, perusahaan-perusahaan di AS mungkin akan mulai berekspansi, sehingga permintaan terhadap surat berharga pemerintah AS akan turun.

Di sisi lain, defisit anggaran di AS telah mencapai 9%. Ini berarti pemerintah AS akan kembali menerbitkan US Treasury untuk menutup defisit tersebut. Chatib mengatakan bahwa kondisi ini akan mengakibatkan kenaikan yield US Treasury.

Kedua, Chatib menyoroti pelambatan ekonomi China, yang merupakan mitra dagang utama Indonesia. Ekonomi China diprediksi hanya akan tumbuh sebesar 4,5%. Dia mengatakan bahwa pelambatan ekonomi China ini tentu akan berdampak pada Indonesia, sebab setiap penurunan 1% ekonomi China akan berdampak sekitar 0,3% pada ekonomi RI.

Chatib juga menyebut bahwa kondisi ketiga adalah konflik Israel-Hamas yang dapat mempengaruhi harga minyak. Namun, dia tidak terlalu khawatir akan kenaikan harga minyak dunia. Defisit anggaran Indonesia cukup kecil, yaitu 0,2%. Dengan defisit tersebut, dia memperkirakan APBN akan tetap bertahan meskipun harga minyak dunia mencapai US$ 147 per barel.

Terakhir, Chatib menyebut bahwa resesi global sebagai dampak dari kenaikan harga pangan juga perlu diwaspadai. Kenaikan harga pangan ini disebabkan oleh kemarau panjang El Nino. Kenaikan harga pangan, kata dia, akan sangat memukul sebagian besar penduduk Indonesia.

Untuk mengantisipasi hal ini, Chatib menilai bahwa pemerintah perlu memperluas daftar penerima bantuan sosial. “Secara umum, kebijakan yang dilakukan pemerintah sudah bagus untuk semua masalah yang saya sampaikan,” ujarnya.

[Gambas:Video CNBC]