Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) angkat suara tentang kondisi program hilirisasi bauksit setelah larangan ekspor mineral mentah, termasuk bauksit, di Indonesia sejak Juni 2023. Plh Ketua Umum APB3I Ronald Sulistyanto mengungkapkan bahwa dalam 6 bulan sejak larangan tersebut, belum terlihat adanya kemajuan signifikan dalam pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan bauksit di Indonesia.
Ronald mengatakan bahwa kendala utama yang dihadapi oleh pengusaha bauksit adalah kesulitan mendapatkan pendanaan untuk membangun smelter bauksit di Indonesia. Bahkan, pendanaan dalam negeri juga sulit didapatkan oleh pengusaha bauksit Tanah Air.
Menurut catatan APB3I, saat ini hanya ada dua smelter bauksit yang beroperasi di Indonesia, yaitu milik PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) dan PT Well Harvest Winning (WHW). Selain itu, rencananya PT Antam juga akan memulai produksi pada bulan Maret.
Ronald juga mengungkapkan bahwa saat ini produksi bauksit dalam negeri masih menumpuk karena smelter yang tersedia belum cukup menampung seluruh produksi bauksit dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh larangan ekspor mineral mentah yang diterapkan oleh pemerintah sejak Juni 2023.
Dia menegaskan bahwa pemerintah perlu menyuntikkan dana untuk mendukung kegiatan yang bersifat lebih strategis untuk pengembangan smelter bauksit di Indonesia, sehingga program ekspor dan hilirisasi dapat berjalan sejalan.
