Negara Malaysia Terkejut! Mahathir Terseret Skandal Penyelamatan Petronas

by -127 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Politisi senior Malaysia yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) sebanyak dua kali, Mahathir Mohamad, tengah terlibat dalam skandal korupsi. Skandal ini terkait dengan dana talangan kontroversial yang diberikan negara kepada para pengusaha saat Mahathir menjabat sebagai PM pada tahun 1998.

Menurut Channel News Asia (CNA), pejabat badan anti korupsi Malaysia (MACC) mengungkapkan bahwa kasus tersebut melibatkan pengambilalihan senilai 836 juta ringgit (Rp 2,7 triliun) oleh BUMN Malaysia, Petronas, atas aset perusahaan pelayaran yang terlilit utang yang dikuasai oleh Mirzan Mahathir, putra tertua Mahathir, pada bulan Maret 1998.

Penyelidikan terhadap dana talangan yang diberikan Petronas kepada Konsorsium Perkapalan Bhd, perusahaan pelayaran yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Mirzan, dapat membawa masalah bagi Mahathir. Hal ini dikarenakan Petronas melaporkan langsung kepada PM, yang saat itu dijabat oleh Mahathir. Menurut piagam perusahaan minyak tersebut, semua akuisisi, proposal investasi, dan divestasi harus mendapat persetujuan dari PM dan direksi.

“Penyelidik dari MACC sedang berupaya untuk mengidentifikasi peran yang dimainkan oleh Mahathir, jika ada, dalam transaksi ini,” ujar seorang pejabat pada Senin (4/3/2024).

Mereka juga mencatat bahwa pejabat tinggi Petronas, termasuk anggota dewan direksi, yang bertugas di perusahaan minyak nasional pada saat itu akan diwawancarai dalam beberapa hari mendatang sebagai bagian dari investigasi.

Selain kasus Petronas, Mahathir juga terlibat dalam skandal talangan lainnya untuk penyuntikan dana ke Malaysia Airlines (MAS) serta dua perusahaan lainnya, Central Limit Order Book (CLOB), dan Multi-Purpose Holdings Bhd (MPHB).

Untuk kasus MAS, kasus ini melibatkan Mahathir dan Mantan Menteri Keuangan, Daim Zainuddin. Daim telah didakwa di pengadilan pada akhir Januari karena tidak mematuhi pemberitahuan dari badan tersebut untuk menyatakan asetnya.

Para penyelidik MACC sedang menyelidiki keputusan pemerintah yang memberikan premi besar untuk 29% saham yang dikuasai oleh Tajudin di MAS. Kesepakatan ini dianggap sebagai talangan bagi Daim, yang sedang berusaha merestrukturisasi utang pribadinya yang mencapai 1 miliar ringgit pada saat itu.

“Untuk CLOB dan MPHB, penyelidikan terhadap dua perusahaan terkait dengan pengusaha Singapura Akbar Khan, secara langsung terkait dengan investigasi urusan Daim,” tambah pejabat MACC.

Tak lama setelah Daim dan istrinya Na’imah Abdul Khalid didakwa di pengadilan Malaysia pada akhir Januari karena tidak melaporkan aset mereka yang melibatkan 38 perusahaan, 25 properti, dan beberapa kendaraan mewah, MACC juga mengajukan tuntutan terhadap Mirzan dan adik laki-lakinya, Mokhzani Mahathir.

Meskipun demikian, sebagian pihak percaya bahwa dakwaan korupsi yang tegas mungkin tidak segera disampaikan kepada kedua anak Mahathir tersebut.

“Proses ini panjang dan rumit baik bagi para terdakwa maupun penyidik (MACC) karena akan ada banyak perubahan dalam kasus semacam ini,” kata seorang pengacara yang tidak ingin namanya disebutkan.

Namun, kampanye anti-korupsi yang sedang berlangsung telah menciptakan debat publik dan mengakibatkan ketegangan antara Mahathir dan PM saat ini, Anwar Ibrahim. Anwar sebelumnya menjabat sebagai wakil PM di bawah kepemimpinan Mahathir.

Dalam postingan media sosial belakangan ini, Dr. Mahathir menuduh Anwar telah mempolitisasi keluarganya dan menyebut bahwa penyelidikan yang dilakukan oleh MACC tidak objektif.

Menurutnya, sumber penyelidikan yang berasal dari dokumen Pandora Papers bersifat pilih kasih. Pandora Papers adalah dokumen bocoran yang mengungkap kepemilikan politisi dan orang kaya di negara-negara bebas pajak.

Dr. Mahathir juga menyinggung Wakil PM Ahmad Zahid Hamidi dan Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri, Tengku Zafrul Aziz, yang juga disebut dalam Pandora Papers namun tidak dilakukan penyelidikan publik.

“Anak saya (Mirzan) diancam akan dipenjara selama lima tahun tanpa pengadilan, sedangkan tidak ada ancaman serupa terhadap Zahid Hamidi atau Tengku Zafrul Aziz,” ujar Dr. Mahathir dalam postingan di media sosial.

Artikel Selanjutnya
Video: Malaysia Mau Kuasai Bisnis Mobil Listrik

(sef/sef)