Beberapa perusahaan China telah menerapkan tindakan diam-diam dalam transaksi dengan Rusia. Hal ini terjadi karena Moskow mendapat hujan sanksi ekonomi dari Barat yang menyebabkan terputusnya jalur pembayaran internasional.
Saat bank-bank besar China menarik diri dari pembiayaan transaksi yang terkait dengan Rusia, beberapa perusahaan di China beralih ke bank-bank kecil di perbatasan dan saluran pembiayaan bawah tanah seperti perantara uang.
Seorang sumber bernama Wang mengatakan bahwa untuk menyelesaikan pembayaran barang-barang listriknya, perusahaannya yang berbasis di Guangdong sedang mempertimbangkan untuk menggunakan broker mata uang yang aktif di sepanjang perbatasan China-Rusia.
Bank-bank resmi sudah mulai membatasi proses bisnis dengan Rusia, karena aktivitas tersebut menjadi perhatian Amerika Serikat (AS) yang khawatir akan memberlakukan sanksi. Seorang manajer di bank besar milik negara mengatakan bahwa pemberi pinjaman khawatir tentang kemungkinan sanksi AS dalam menangani transaksi dengan Rusia.
Seorang bankir Rusia mengaku bahwa melakukan pembayaran menggunakan kripto mungkin merupakan satu-satunya pilihan, meskipun kripto dilarang di China sejak tahun 2021.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan “keprihatinan serius” bahwa Beijing “mendorong perang agresi brutal Rusia terhadap Ukraina” setelah bertemu dengan diplomat China, Wang Yi. Washington siap untuk mengambil tindakan terhadap lembaga-lembaga keuangan China yang memfasilitasi perdagangan dengan aplikasi sipil dan militer.
China tidak menerima sanksi sepihak yang dianggap ilegal. Kerja sama perdagangan normal antara China dan Rusia tidak boleh diganggu oleh pihak ketiga manapun.