Keabu-abuan Antar TNI dan Polri, Intelijen di Indonesia

by -84 Views

Intelijen di Indonesia masih memiliki tantangan besar dalam menentukan peran dan tugasnya. Menurut Direktur Riset ISI (Indo-Pacific Strategic Intelligence), Aishah Rasyidilla Kusumasomantri, lembaga intelijen seperti BIN, BAIS, dan Baintelkam Polri sering menghadapi berbagai tantangan terkait tugas dan peran masing-masing. Dalam seminar yang diselenggarakan oleh CESFAS UKI dan Departemen Ilmu Hubungan Internasional UI, Aishah menjelaskan bahwa intelijen memainkan peran penting dalam memberikan informasi kepada pembuat kebijakan dan ada beberapa kategori intelijen seperti HUMINT, SIGINT, GEOINT, dan OSINT.

Tantangan utama bagi intelijen di Indonesia adalah penentuan peran dan tugas yang jelas, terutama dalam konteks tumpang tindih antara TNI dan Polri dalam ranah intelijen sipil. Aishah menyatakan bahwa intelijen akan selalu berada di ranah abu-abu antara etika dan kepentingan, yang seringkali menimbulkan dilema bagi negara demokratis. Meskipun demikian, penyadapan tetap dianggap penting untuk mengungkap tindakan kriminal yang dapat merugikan masyarakat, namun harus mempertimbangkan prinsip kepentingan intelijen.

Dalam acara yang sama, Mayor Jenderal TNI (Purn.) Tubagus Hasanuddin menekankan pentingnya penerapan teknologi dalam urusan intelijen. Ia juga menyampaikan bahwa di masa lalu, operasi intelijen dilakukan dengan sumber daya terbatas dan teknologi yang kurang memadai, namun kini teknologi telah menjadi bagian penting dalam melakukan kegiatan intelijen.

Secara keseluruhan, keberadaan intelijen di Indonesia masih menghadapi berbagai kompleksitas dan tantangan, terutama dalam hal penentuan peran, tugas, dan tumpang tindih antara lembaga intelijen sipil dan militer. Meskipun demikian, penting bagi intelijen untuk terus mengadaptasi diri dengan perkembangan teknologi dan lingkungan keamanan dalam rangka menjaga keamanan dan kedaulatan negara.

Source link