Prof Hoga Saragih telah menyatakan bahwa teknologi intelijen saat ini mengancam privasi data individu, baik dalam pengamanan negara maupun dalam dunia bisnis. Menurutnya, data pribadi seringkali disebarluaskan oleh individu tanpa disadari, yang dapat melanggar hak asasi manusia.
Dalam seminar yang berjudul ‘Aturan Tambahan dalam Spionase: Jejaring atau Kuasa, Sebuah Diskursus’, Hoga Saragih menyoroti risiko yang terkait dengan teknologi biometrik dalam bisnis, di mana individu menjadi semakin tidak terlindungi karena identitas unik mereka dapat dieksploitasi untuk kepentingan tertentu, termasuk kepentingan bisnis.
Selain itu, Mayor Jenderal TNI (Purn) Tubagus Hasanuddin juga membahas evolusi intelijen dari masa lalu hingga sekarang, serta pentingnya teknologi dalam kegiatan intelijen. Penyadapan tetap dianggap penting untuk mengungkap tindakan kriminal yang dapat merugikan masyarakat.
Seminar ini diselenggarakan oleh Center for Security and Foreign Affairs Universitas Kristen Indonesia (CESFAS UKI) bekerja sama dengan Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI), dan dihadiri oleh para pembicara seperti Aishah Rasyidilla Kusumasomantri, Arthuur Jeverson Maya, dan Angel Damayanti.
Dengan semakin luasnya pemanfaatan teknologi intelijen dalam berbagai aspek kehidupan, penting bagi individu untuk meningkatkan kesadaran akan risiko yang terkait dengan teknologi tersebut guna melindungi privasi data individu.