PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengungkapkan bahwa perusahaan menargetkan pabrik nikel miliknya di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dapat beroperasi pada tahun 2026 mendatang. Presiden Direktur INCO, Febriany Eddy menyatakan bahwa progres pembangunan smelter Pomalaa di akhir tahun 2024 diperkirakan mencapai 20% lebih. Sementara itu, target operasi smelter nikel INCO di Kuartal I-2026 mendatang.
Vale memiliki tiga proyek smelter yang harus dibangun, yaitu proyek High Pressure Acid Leach (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, proyek smelter nikkel matte di Sorowako, Sulawesi Selatan, dan proyek smelter feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah. Total investasi untuk ketiga proyek smelter tersebut diperkirakan mencapai US$ 8,6 miliar hingga US$ 9 miliar.
Proyek smelter di Pomalaa bekerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co., sementara proyek smelter di Morowali bekerja sama dengan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai), dan proyek smelter di Sorowako bekerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co.
Vale juga berencana untuk mengembangkan Greenfield Project di Bahodopi dan Pomala serta melakukan ekspansi proyek di Sorowako. Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan yang tinggi untuk nikel dalam baterai kendaraan listrik (EV battery).
Saat ini, PT Vale juga telah mendapat perpanjangan izin IUPK, dengan lahan yang cukup besar untuk dikembangkan. Perusahaan bertekad untuk agresif dalam pertumbuhan ke depan. Progres pembangunan smelter nickel di Pomalaa, Morowali, dan Sorowako terus dilakukan, dengan target penyelesaian dan kapasitas yang sesuai rencana.
Ini merupakan peluang besar bagi Indonesia yang kaya akan nikel, dan PT Vale sebagai perusahaan nickel terus berupaya untuk mengembangkan potensi tersebut.