Pangkas Pajak Warga AS, Trump Berjanji Potong Rp 70.845 Triliun

by -45 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Donald Trump kembali menjanjikan kebijakan yang menguntungkan. Calon presiden dari Partai Republik tersebut berencana untuk melakukan pemangkasan pajak, yang diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) ke tingkat tertinggi.

“Pertumbuhan, kita akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa,” kata Trump saat ditanya bagaimana ia akan membayar pemotongan pajak tersebut selama kunjungan kampanye di Las Vegas, seperti dilansir dari South China Morning Post (SCMP).

Mantan presiden tersebut mengatakan akan memperbarui pemotongan pajak dari undang-undang pajaknya tahun 2017 yang akan berakhir tahun depan. Ini merupakan inti dari agenda ekonominya yang telah mendapatkan dukungan dari para pemimpin bisnis dan banyak pihak di Wall Street.

Namun, untuk memperpanjang pemotongan tersebut membutuhkan biaya sebesar US$4,6 triliun atau sekitar Rp70.845 triliun, dan berisiko meningkatkan defisit fiskal AS yang telah lama ingin diatasi oleh Partai Republik.

Trump juga sudah mempromosikan pemotongan pajak tambahan, termasuk menghapus pajak federal atas upah yang diberikan melalui tip, yang menjadi fokus acaranya pada Jumat di sebuah restoran Meksiko-Italia di Las Vegas.

Komite Anggaran Federal yang Bertanggung Jawab memperkirakan bahwa pengecualian semacam itu akan menelan biaya sekitar US$100 hingga US$200 miliar selama satu dekade.

Trump meyakini kebijakan tersebut akan mendapatkan dukungan dari para pekerja di Las Vegas, tempat perhotelan tetap menjadi industri yang dominan. Ia juga menuduh saingannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, mendorong kebijakan pajak yang akan membebani para pekerja dan usaha kecil.

“Dengan kebijakan ini, kami akan membiarkan Anda menyimpan 100 persen pendapatan Anda dan tidak diganggu,” ujar Trump, menyebut tawarannya sebagai “janji terbesar” yang “dimiliki” para pekerja restoran “dalam waktu yang lama.”

Trump mengecam Harris karena hanya mengadopsi usulan bebas pajak atas tip untuk alasan politik dan tidak akan mengikutinya.

Pada rapat umum kampanye di Glendale, Arizona, Trump kembali menekankan bahwa Harris tidak akan mencapai tujuan tersebut. “Itu tidak akan pernah terjadi padanya; itu pasti akan terjadi pada saya, tidak ada pajak atas tip,” katanya.

Dukungan bipartisan terhadap gagasan tersebut muncul saat kedua kubu berupaya merayu kelompok pemilih utama di Nevada dan negara bagian medan tempur lainnya.

Trump telah menjadikan “tidak ada pajak atas tip” sebagai inti dari pidato kampanyenya, dan kubunya menggunakan taktik pemasaran untuk mempromosikan kebijakan tersebut.

Harris juga memilih Las Vegas untuk membuat janji kampanye serupa untuk memotong pajak atas tip, meskipun usulannya hanya akan berlaku untuk pajak pendapatan federal dan membiarkan pajak gaji untuk Jaminan Sosial dan Medicare tetap utuh.

Meskipun ada kesamaan dalam kebijakan tidak mengenakan pajak atas tip, Trump mendorong pemotongan pajak yang ditujukan pada perusahaan dan orang berpenghasilan tinggi. Sementara Harris, yang mengambil alih kepemimpinan Presiden Joe Biden, memperjuangkan proposal untuk menaikkan tarif pajak perusahaan menjadi 28% dari 21% dan meningkatkan pajak pada orang kaya, sambil berjanji untuk tidak menaikkan pajak pada orang berpenghasilan kurang dari US$400.000 atau sekitar Rp6 miliar.

(tfa/haa)