Jakarta, CNBC Indonesia – Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional, Bara Krishna Hasibuan mengungkapkan perkembangan penyelesaian perjanjian kerja sama dagang Indonesia dengan Uni Eropa melalui Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).
Saat ini telah dilakukan 19 kali negosiasi setelah berjalan selama 9 tahun, dan prosesnya sudah mencapai 90%. Namun, masih ada beberapa pasal yang perlu didiskusikan sebelum disepakati bersama.
Bara Krishna menekankan pentingnya I-EU CEPA untuk mendorong perdagangan antara Indonesia dan Eropa. Saat ini, sektor CPO, olahan tembaga, produk asam lemak (fatty acid), sepatu, plastik, dan kulit mendominasi ekspor Indonesia ke Eropa, sehingga dengan penyelesaian I-EU CEPA, kinerjanya akan semakin meningkat.
Di sisi lain, IEU-CEPA juga diharapkan dapat merangsang pasar sektor manufaktur, termasuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT), agar kembali bangkit. Selain itu, IEU-CEPA juga sedang menyelesaikan sejumlah perjanjian dagang dengan negara-negara lain seperti Indonesia-Gulf Cooperation Council (GCC) dengan negara-negara Arab, Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (IEAEU-FTA), Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA), dan Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA).
Bagaimana upaya Indonesia dalam mempercepat kerja sama dagang internasional? Untuk informasi lebih lanjut, simak wawancara Anneke Wijaya dengan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional, Bara Krishna Hasibuan dalam acara Power Lunch, CNBC Indonesia (Rabu, 02/10/2024).
