Daftar Isi Jakarta, CNBC Indonesia – Kondisi di Timur Tengah masih terus memanas. Hal ini diawali dengan perang antara Israel dan milisi Gaza Palestina Hamas pecah pada 7 Oktober 2023. Perang tersebut memicu beberapa milisi, seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman, terlibat langsung untuk memberikan bantuan kepada Hamas. Hal ini pun membuat Israel untuk ikut menyerang kedua kelompok itu. Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dikutip dari sejumlah sumber oleh CNBC Indonesia, Kamis (10/10/2024):
1. Perang Israel Bikin Bangkrut
Peperangan yang melibatkan Israel di Gaza, Lebanon, Yaman, dan Suriah, dalam satu tahun terakhir telah membuat aktivitas ekonomi di Negeri Zionis itu melemah. Tercatat, Israel telah mengalami gelombang kebangkrutan, dengan sejumlah besar warga juga memutuskan untuk lari dari negara itu. Menurut laporan Anadolu Agency, biaya ekonomi dari serangan mematikan Israel di Gaza diyakini mencapai lebih dari US$ 67 miliar (Rp 1.047 triliun). Di sisi lain, ekonomi Israel tumbuh hanya 0,7% pada kuartal kedua tahun 2024, jauh di bawah perkiraan 3%. “Harga-harga tinggi. Standar hidup menurun. Terjadi inflasi. Terjadi penurunan nilai mata uang Israel,” kata ekonom politik Israel, Shir Hever, kepada Anadolu yang juga dilaporkan New Straits Times, Rabu (9/10/2024). Hever kemudian menambahkan investasi asing telah mengering, dengan lebih dari 85.000 orang keluar dari angkatan kerja dan 250.000 lainnya mengungsi. Hever mengatakan jumlah orang yang pergi ini ‘tidak pernah terjadi sebelumnya’ dalam sejarah Israel. “Anda melihat orang-orang hanya membeli tiket sekali jalan untuk melihat apa yang akan terjadi. Ketika Anda melihat begitu banyak orang melakukan ini hanya untuk melindungi keluarga mereka, hasilnya adalah mereka yang bertahan merasa bahwa negara sedang dalam proses keruntuhan,” tuturnya. “Orang Israel menarik tabungan mereka untuk membawa mereka keluar dari negara itu dan pemerintah telah menanggapinya dengan mengancam akan mengambil dana pensiun mereka dan menginvestasikannya dalam perekonomian.” Hever mengatakan lebih dari 46.000 bisnis telah bangkrut selama perang ini. Ia juga menyebut bahwa tidak ada investasi yang masuk sejak perang Israel pecah pada 7 Oktober 2023 lalu. “Pelabuhan Eilat juga bangkrut, yang merupakan satu-satunya pelabuhan yang dimiliki Israel di Laut Merah. Pariwisata berada di titik nol. Secara keseluruhan, investasi internasional di Israel hampir tidak ada sama sekali,” ucapnya.
2. Pihak Baru Ikut Perangi Israel
Serangan kembali mengguncang Israel. Kali ini dari kelompok Perlawanan Islam di Irak. Rabu (9/10/2024), kelompok proksi Iran itu mengatakan pesawat nirawak (drone) diluncurkan terhadap target ‘penting’ Israel. Wilayah Israel selatan menjadi sasaran. “Serangan diluncurkan untuk mendukung rakyat Palestina dan Lebanon,” tegas kelompok itu, dikutip dari laman Al Jazeera. “Ini sebagai respons terhadap pembantaian yang dilakukan oleh entitas perampas kekuasaan terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua,” tegasnya. Sementara itu, militer Israel melaporkan bahwa angkatan udaranya telah mencegat pesawat nirawak yang diluncurkan dari timur Rabu pagi. Namun Israel tidak memberikan rincian lainnya. Sabtu lalu, dua tentara Israel dilaporkan tewas setelah kelompok yang sama meluncurkan drone menargetkan pangkalan militer Israel di Dataran Tinggi Golan. Wilayah itu sendiri merupakan area yang seharusnya di bawah otoritas Suriah namun saat ini diduduki Israel.
3. Biden Ngamuk dan Maki Netanyahu
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden diketahui pernah menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “pembohong sialan” setelah pasukan Israel menyerang Rafah dan melakukan serangan udara yang menewaskan seorang komandan tertinggi Hizbullah. Hal itu terungkap dalam buku yang akan datang dari jurnalis Amerika Serikat Bob Woodward berjudul War. Woodward, terkenal karena perannya dalam mengungkap skandal Watergate pada 1972, yang berujung pada pengunduran diri Presiden AS Richard Nixon. Menurut laporan CNN International, yang dikutip kembali oleh Times of Israel, ketegangan antara Biden dan Netanyahu makin memuncak selama musim semi 2024, terutama setelah percakapan telepon pada April, di mana Biden bertanya kepada Netanyahu, “Apa strategimu, kawan?” Netanyahu menjawab bahwa Israel harus menyerang Rafah, sebuah kota di perbatasan Gaza-Mesir yang menurut IDF menjadi benteng terakhir Hamas di Gaza. Menanggapi hal itu, Biden dilaporkan mengatakan, “Bibi, kamu tidak punya strategi,” dan menuduh Netanyahu hanya peduli pada dirinya sendiri dan tidak memedulikan Hamas.
4. Hizbullah Setuju Gencatan Senjata dengan Israel
Hizbullah disebut setuju dengan gencatan senjata Lebanon dan Israel. Wakil Kepala Hizbullah Naim Qassem dilaporkan mendukung upaya pemerintah Lebanon untuk “damai sementara” setelah dua minggu serangan besar Israel menewaskan ribuan orang di negeri itu. “Kami mendukung upaya politik yang dilakukan (Ketua Parlemen Lebanon) Nabih Berri untuk mencapai gencatan senjata,” kata Qassem dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip AFP, Rabu (9/10/2024). “Setelah gencatan senjata tercapai, diplomasi dapat menyelidiki semua detail lainnya,” tambahnya. Perlu diketahui, Israel mengintensifkan kampanye pengebomannya sejak 23 September ke Lebanon dengan alasan “menumpas” Hizbullah. Hizbullah sendiri adalah proksi Iran yang dekat dengan Hamas.
5. Iran Warning Arab Saudi Cs
Iran kini memperingatkan negara-negara Arab. Teheran menyebut “tidak akan menerima” jika negara Teluk mengizinkan wilayah udara dipakai Israel untuk melawan Iran. Hal ini terkait ketegangan yang meningkat antara keduanya. Negeri Mullah sebelumnya menyerang Israel dengan ratusan rudal 1 Oktober lalu, sebagai bentuk balasan terhadap kematian petinggi Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut Lebanon dan petinggi Hamas Ismail Haniyeh di Teheran. Iran pun mengancam akan memberikan respons pasti jika ada satu negara Arab yang membantu Israel.
6. Israel Kirim Divisi Keempat ke Lebanon
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Lebanon bisa menghadapi kehancuran “seperti Gaza”. Pernyataan tersebut disampaikan Netanyahu dalam sebuah pesan video yang ditujukan kepada warga Lebanon. Dalam video yang dirilis Selasa (8/10/2024), Netanyahu juga mengeklaim Israel telah membunuh “pengganti pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan pengganti penggantinya”. Tak hanya itu, ia juga mengeklaim Hizbullah “lebih lemah daripada sebelumnya selama bertahun-tahun”. “Anda memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza,” kata Netanyahu dalam pidatonya, seperti dikutip Al Jazeera, Rabu (9/10/2024). Peringatan keras Netanyahu datang ketika militer Israel mengerahkan lebih banyak pasukan ke Lebanon melalui Divisi Keempat dan memerintahkan orang-orang di daerah pesisir selatan, dan di daerah pinggiran selatan ibu kota Beirut, untuk mengungsi.
7. Agen Zionis Kuasai AS
Mohamad Elmasry, seorang profesor Studi Media di Institut Studi Pascasarjana Doha, mengatakan bahwa AS memiliki pengaruh yang cukup terhadap Israel untuk mengendalikan kebijakannya di kawasan tersebut. “Ini lebih merupakan situasi di mana AS tidak mau menggunakan pengaruhnya,” katanya kepada Al Jazeera. Elmasy mengatakan bahwa dukungan untuk Israel merupakan “perhitungan yang sulit” bagi AS. “Di satu sisi, AS telah lama mengawinkan dirinya dengan Israel karena alasan strategis – AS menginginkan sekutu yang kuat di Timur Tengah,” katanya, seraya menambahkan bahwa politisi AS harus bersaing dengan kekuatan lobi pro-Israel, AIPAC. “Mereka telah mencekik politik AS dan mereka mampu menggunakan banyak pengaruh terhadap politisi perorangan. Di sisi lain, tidak ada politisi yang ingin memancing kemarahan AIPAC,” katanya. “Tidak ada indikasi pada titik ini bahwa AS akan mengubah arah.”
8. Erdogan: Israel Adalah Teroris Zionis
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Israel sebagai “organisasi teroris Zionis” atas serangannya terhadap Gaza dan Lebanon. “Sejarah tidak akan pernah memaafkan mereka yang memuji monster yang bertanggung jawab atas darah puluhan ribu anak-anak, wanita, dan warga sipil Palestina,” kata pemimpin Turki. Berbicara kepada anggota parlemen dari Partai AK yang berkuasa di parlemen, Erdogan juga mengatakan bahwa tembakan lintas batas antara Israel dan Iran dalam beberapa hari terakhir telah meningkatkan risiko konflik regional. “Mempertimbangkan suasana di wilayah kami, kami percaya bahwa kami perlu berbicara lebih banyak, kami perlu rekonsiliasi.”
9. Israel Umumkan Bunuh Penerus Pemimpin Hizbullah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa…