Kelompok militan India yang telah berlindung di Myanmar dan terlibat dalam perang saudara di negara tersebut kini kembali ke India. Situasi di Myanmar semakin memanas, memaksa mereka untuk meninggalkan tempat persembunyian mereka. Dalam kerusuhan etnis antara suku Meitei dan suku Kuki di Myanmar, sekitar 260 orang tewas dan 60.000 orang terpaksa mengungsi sejak Mei tahun 2023. Pertempuran yang memanas membawa sejumlah militan India melintasi perbatasan kembali ke wilayah Manipur, India dengan dilengkapi senjata canggih, termasuk peluncur roket.
Selain konflik bersenjata, kejahatan juga meningkat di wilayah tersebut terutama terkait pemerasan dan perdagangan narkoba ilegal. Hal ini digunakan untuk mendanai logistik peperangan dan operasi faksi-faksi yang bertikai. Respons pemerintah federal adalah dengan mengumumkan penempatan 10.000 tentara tambahan di Manipur, meningkatkan jumlah total pasukan menjadi hampir 67.000 personel bersama dengan 30.000 pasukan polisi.
Manipur, wilayah hutan berbukit di Timur Laut India yang berbatasan dengan Myanmar, telah menjadi panggung pertempuran sejak gerakan perlawanan antara suku Meitei dan Kuki dipicu oleh perintah pengadilan yang mengusulkan pemberian tunjangan yang sama kepada kedua suku tersebut. Pasukan keamanan aktif menjaga zona-zona penyangga antara keduanya untuk meredam kekerasan yang terus berlangsung. Sejarah pemberontakan dan konflik bersenjata mengakar dalam sejarah Manipur, membuat situasinya semakin rumit.
Perwira militer dan polisi India sulit menilai jumlah militan yang telah kembali ke Manipur. Meskipun lebih dari 100 pemberontak Meitei ditangkap tahun lalu dan lebih dari 200 pemberontak selama tahun ini. Di sisi lain, sekitar 50 pemberontak Kuki juga ditangkap dalam periode yang sama. Angkatan Darat India mengakui kompleksitas situasi di Manipur dan Myanmar, dengan garis pertempuran yang semakin mengeras. Situasi yang semakin memanas mempertaruhkan kawasan tersebut dalam ketegangan dan kekacauan yang terus meningkat.