Dua raksasa otomotif Jepang, Honda dan Nissan, sedang dalam pembicaraan untuk melakukan merger. Tujuan dari merger ini adalah untuk membantu keduanya bersaing lebih baik dengan produsen kendaraan listrik asal China. Honda dan Nissan sedang menjajaki kemungkinan kerja sama di berbagai bidang, termasuk pada kendaraan listrik. Meskipun belum ada keputusan final, keduanya sudah sepakat untuk menjajaki kolaborasi strategis. Nissan juga menyebut bahwa masih banyak hal yang dapat dikolaborasikan dengan Honda, tanpa memberikan informasi rinci terkait rencana merger.
Merger antara Honda dan Nissan muncul di tengah-tengah persoalan bisnis yang dihadapi Nissan. Perusahaan tersebut baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja kepada ribuan karyawan dan memangkas perkiraan penjualan tahunan. Sementara itu, dominasi produsen kendaraan China dalam pasar otomotif global, terutama pada kendaraan listrik, membuat Honda dan Nissan harus beradaptasi dengan cepat. Para ahli ekonomi menekankan pentingnya kolaborasi antara kedua perusahaan untuk tetap bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Industri otomotif Jepang telah lama tertekan oleh produsen China, yang telah mengambil alih posisi Jepang sebagai eksportir kendaraan terbesar di dunia. Keberhasilan China dalam inovasi kendaraan listrik menjadi ancaman serius bagi produsen Jepang. Para pakar ekonomi Jepang mengingatkan bahwa industri otomotif adalah sektor terkuat dalam ekonomi Jepang dan kemunduran dalam sektor ini dapat berdampak luas pada seluruh perekonomian negara. Melalui merger antara Honda dan Nissan, diharapkan industri otomotif Jepang dapat mendapatkan katalis positif, terutama dalam menciptakan lapangan kerja lokal.
Meskipun belum ada kepastian mengenai merger antara Honda dan Nissan, para pihak berharap bahwa keputusan yang diambil akan memberikan dampak positif, terutama dalam menghadapi persaingan sengit dari produsen China. Selain itu, keterlibatan pemerintah Jepang dalam hal ini diharapkan dapat memberikan dukungan yang diperlukan untuk memastikan kelangsungan industri otomotif Jepang di masa depan.