Pemerintah telah memutuskan untuk menambah kuota penugasan impor beras kepada Perum Bulog sebanyak 1,5 juta ton tahun ini. Sebelumnya, Bulog telah ditugaskan untuk mengimpor 500 ribu ton pada akhir tahun 2022 dan dilanjutkan ke tahun 2023. Sekarang, Bulog akan ditugaskan untuk mengimpor sebanyak 2 juta ton hingga akhir tahun 2023.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berharap Bulog dapat merealisasikan setidaknya impor 600 ribu ton dari total penugasan tambahan tersebut.
Namun, peluang terwujudnya target tersebut cukup sulit. Direktur Bisnis Bulog, Febby Novita, mengatakan bahwa pasokan beras ke pasar global sudah semakin ketat. Data Departemen Pertanian AS (USDA) menunjukkan bahwa stok beras dunia pada akhir tahun 2023 diprediksi akan menurun menjadi 171,8 juta ton, lebih rendah 2 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, beberapa negara produsen beras seperti India telah melakukan pembatasan bahkan penutupan ekspor beras.
Febby juga menjelaskan bahwa impor beras menjadi semakin sulit karena sulitnya mencari beras di Vietnam dan harga beras yang tinggi. Dia juga menyebut bahwa pertemuan dengan pemerintah China masih dalam skema B2B (business to business) dan Bulog harus tunduk pada aturan regulasi Badan Pangan Nasional.
Namun, China telah menyatakan siap memasok 1 juta ton beras untuk mengisi cadangan beras pemerintah di gudang Bulog. Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan hal tersebut melalui akun Instagramnya. Sebanyak 500 ribu ton beras akan disuplai dalam waktu segera, sehingga cadangan stok beras Bulog meningkat menjadi 2,5 juta ton.
Hingga 27 Oktober 2023, cadangan beras Bulog di gudang tercatat sebanyak 1,385 juta ton, dengan 1,305 juta ton di antaranya merupakan hasil pengadaan luar negeri. Total cadangan beras Bulog saat ini adalah 1.473.218 ton.