Kementerian Perhubungan membantah kritik terhadap Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang terletak jauh dari kota-kota besar. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Maria Kristi Endah Murni, membandingkan hal ini dengan perpindahan Bandara Kemayoran ke Bandara Soekarno-Hatta dahulu. Menurutnya, jika sudah biasa, maka jarak yang jauh bukan masalah. Dia juga menyoroti pentingnya aksesibilitas yang baik bagi bandara internasional, dan BIJB Kertajati didukung oleh jalan tol Cisumdawu yang memudahkan akses ke bandara tersebut. Akses jalan tol ini memungkinkan masyarakat dari beberapa kota sekitarnya untuk mencapai bandara ini.
Kristi juga menyebut bahwa bandara ini akan lebih strategis karena tidak hanya melayani warga Bandung, tetapi juga warga Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Tegal. Bandara ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi warga Cirebon yang ingin bepergian ke Jakarta, mengingat Bandara Husein Sastranegara di Bandung sulit untuk dikembangkan. Awaluddin, Direktur Utama Angkasa Pura II, juga berusaha untuk menarik minat masyarakat untuk terbang dari bandara ini dengan rencana penambahan rute domestik. Saat ini terdapat 7 rute domestik di Bandara Kertajati, dan masih terbuka potensi untuk membuka rute-rute domestik baru.
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/202307-perhubungan-jawab-kritik-soal-biib-kertajati
