Moskow – Rusia telah bersiap menghadapi potensi pengepungan dari kekuatan lawan dengan merilis revisi doktrin nuklir baru. Hal ini dilakukan oleh Moskow dengan menurunkan ambang batas keterlibatan nuklir negaranya.
Sebelumnya, aturan revisi yang diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa serangan terhadap Rusia dengan “partisipasi atau dukungan dari kekuatan nuklir” akan dianggap sebagai “serangan bersama terhadap Federasi Rusia”. Hal ini tampaknya merespons kemungkinan Ukraina menyerang target jauh di dalam wilayah Rusia dengan menggunakan senjata jarak jauh yang dipasok oleh sekutu Barat.
Alexey Malinin, pendiri Pusat Interaksi dan Kerja Sama Internasional yang berbasis di Moskow, menyatakan bahwa Rusia sebenarnya tidak berniat menggunakan senjata nuklir, namun dihadapkan pada ancaman yang semakin meningkat, terutama dari Barat yang terus memasok Ukraina dengan senjata modern.
NATO juga tengah mengembangkan infrastruktur di sekitar perbatasan Rusia, dengan pembentukan unit baru di Finlandia. Meskipun Rusia berusaha menghindari penggunaan senjata nuklir, Moskow merasa terpaksa untuk menunjukkan kesiapannya dalam mempertahankan integritas dan kedaulatan negara dengan segala cara yang diperlukan.
Namun, ada kekhawatiran dari kritikus Kremlin bahwa Putin semakin mendekati penggunaan senjata nuklir. Tulisan politisi yang diasingkan, Leonid Gozman, menyebutkan bahwa Putin tidak memiliki hambatan moral untuk menggunakan senjata nuklir, meskipun tahu bahwa hal tersebut akan menuju kepada bencana kemanusiaan regional.
Selama Perang Dingin, baik Amerika Serikat maupun Rusia beroperasi dengan prinsip saling menghancurkan sebagai dasar strategi mereka. Namun, Putin telah memperingatkan bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap ancaman kritis terhadap kedaulatan negaranya, baik serangan nuklir maupun serangan konvensional.
Informasi terakhir menyebutkan bahwa Amerika Serikat, sebagai sekutu Ukraina, memiliki kekuatan nuklir kedua terbesar di dunia setelah Rusia. Meskipun AS memberikan lampu hijau untuk bantuan tambahan kepada Ukraina, penggunaan senjata yang disuplai oleh AS harus sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
Demikianlah informasi terkait revisi doktrin nuklir yang diluncurkan oleh Rusia sebagai respons terhadap potensi ancaman yang semakin mengintensif.