Ziarah Kubur Usai Shalat Idul Fitri: Tradisi Di Desa Cilaja

by -7 Views

Mayoritas umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan penuh suka cita. Gema takbir, tahlil, dan tahmid berkumandang sejak malam sebelumnya di berbagai tempat, dari masjid hingga rumah-rumah warga. Kegembiraan semakin terasa dengan berkumpulnya sanak keluarga, termasuk para pemudik yang datang dari berbagai kota besar ke kampung halaman.
Salah satu tradisi yang tetap lestari di tengah perayaan Idul Fitri adalah ziarah kubur. Setelah melaksanakan Shalat Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong menuju pemakaman untuk mendoakan orang tua dan leluhur yang telah berpulang. Tradisi ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan kepada mereka yang telah tiada, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antar warga.
Di Desa Cilaja, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, suasana haru dan kekhusyukan tampak di kompleks pemakaman Astana Karang Anyar dan Parigi. Warga desa setempat berduyun-duyun mendatangi makam keluarga mereka usai melaksanakan Shalat Ied di Masjid Al-Hidayah Desa Cilaja. Dengan membawa air untuk menyiram makam serta bunga untuk tabur, mereka berdoa bersama, mengenang dan mendoakan para leluhur yang telah tiada.
Tidak hanya sebagai bagian dari ibadah, ziarah kubur juga menjadi momen bagi masyarakat untuk saling bersalaman dan bertegur sapa, menanyakan kabar, serta saling memaafkan dengan penuh kekeluargaan. Bagi banyak orang, Idul Fitri terasa kurang lengkap tanpa melakukan tradisi ini, yang telah mengakar kuat dalam kehidupan umat Muslim di Indonesia.
Salah satu warga Cilaja, Irham Maulana (27), mengungkapkan bahwa ziarah kubur merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan Lebaran. “Setiap tahun setelah Shalat Ied, saya dan keluarga selalu datang ke makam untuk berdoa bagi orang tua dan saudara yang telah meninggal. Ini adalah momen penting untuk mengenang mereka dan memperkuat ikatan keluarga,” ujarnya.
Dengan adanya tradisi ziarah kubur, Hari Raya Idul Fitri tidak hanya menjadi ajang perayaan kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga menjadi momen untuk merenung, mengenang, serta memperkuat silaturahmi dengan keluarga dan sesama.

Source link