Formula 1 siap menghadapi dampak dari kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Pasar global yang tidak stabil dan kebijakan tarif yang baru saja diberlakukan akan berdampak pada F1. Grand Prix Jepang adalah balapan pertama setelah kebijakan tarif ini diumumkan, namun dampaknya masih belum pasti. Industri otomotif secara keseluruhan diyakini akan terkena dampak dari kebijakan tarif ini, terutama dalam impor dan ekspor mobil serta komponen mobil.
Para pakar, termasuk Mark Gallagher, menyoroti dampak yang dapat terjadi pada tim-tim F1 dan produsen mobil. Beberapa pabrikan, seperti Mercedes-Benz, Ferrari, dan McLaren, dapat merasakan dampaknya dengan penjualan mereka di Amerika Serikat yang signifikan. Renault, yang tidak beroperasi di pasar AS sejak 1987, mungkin tidak terkena dampaknya.
Meskipun demikian, tim-tim seperti Haas Automation yang berbasis di Amerika berusaha untuk mengantisipasi dampak tarif dengan mengurangi produksi dan rekrutmen. Sponsor dan mitra juga perlu mempertimbangkan pengetatan anggaran mereka dalam menghadapi ketidakpastian pasar.
Meskipun kemungkinan perundingan sponsor dan operasi tim akan terpengaruh dalam jangka pendek, pemilik Liberty Media diyakini tidak perlu panik. Sejarah Formula 1 menunjukkan bahwa industri telah menghadapi tantangan besar sebelumnya, dan dengan pemantauan yang cermat terhadap tren pasar dan kebijakan pemerintah, F1 diyakini akan dapat bertahan dari dampak kebijakan tarif Trump ini.