Penurunan pertumbuhan ekonomi global tampaknya akan terjadi pada tahun ini, menurut perkiraan IMF dan World Bank. IMF telah merilis dokumen World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025 yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,3% menjadi 2,8%. Penurunan ini dipengaruhi oleh perang dagang yang intensif antara AS dan mitra dagangnya, serta kebijakan publik yang tidak pasti dari para pemimpin negara. Hal ini juga tercermin dari proyeksi penurunan pertumbuhan ekonomi di kawasan-kawasan seperti Eropa, Asia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan lainnya.
Sementara itu, World Bank merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi khusus untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik. Dalam laporan Regional Economic Update 2025, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut akan melambat menjadi 4% pada tahun ini, turun dari 5% pada tahun sebelumnya. Situasi global yang tidak menentu telah membuat kepercayaan dunia usaha dan konsumen terhambat, mengakibatkan penurunan investasi dan konsumsi. Pembatasan perdagangan juga diperkirakan akan memengaruhi tingkat ekspor kawasan Asia Timur dan Pasifik.
World Bank merekomendasikan tiga tanggapan kebijakan untuk menghadapi situasi ini. Pertama, pemanfaatan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan kerja baru. Kedua, reformasi di sektor jasa untuk mendorong kompetisi dan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, kerja sama internasional yang lebih luas untuk meningkatkan ketahanan. Menurut Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, kombinasi dari teknologi baru, reformasi yang kuat, dan kerja sama inovatif merupakan resep untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi dan menciptakan pekerjaan yang lebih baik di kawasan tersebut.
