Kolombia sedang dalam proses melakukan ekspedisi bawah laut untuk menyelidiki kapal perang Spanyol yang tenggelam di Karibia lebih dari 300 tahun yang lalu. Kapal yang dimaksud adalah Kapal San Jose, ditemukan pada tahun 2015 di perairan lepas pantai Cartegena. Kapal ini diyakini berisi harta karun senilai miliaran dolar. San Jose dianggap sebagai “cawan suci bangkai kapal” karena keberadaannya yang penting dalam sejarah.
Kapal San Jose merupakan kapal utama dan terbesar armada Spanyol pada masanya. Diketahui kapal ini membawa berbagai barang berharga seperti emas, perak, zamrud, dan hasil tambang lainnya dari tambang Potosi di Peru. Pada saat tenggelamnya, San Jose dilaporkan membawa 600 orang dan terlibat dalam pertempuran melawan kapal-kapal Inggris dalam Perang Suksesi Spanyol.
Misi pertama dari ekspedisi saat ini adalah melakukan pemotretan menggunakan sensor jarak jauh yang non-intrusif. Hasil pemotretan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi eksplorasi yang lebih lanjut, termasuk pemulihan barang-barang arkeologi dari kapal karam tersebut. Gambar-gambar yang dihasilkan akan digunakan untuk menginventarisasi penemuan arkeologi pada dasar laut.
Pemerintah Kolombia berencana untuk menggunakan teknologi canggih dalam eksplorasi ini, seperti kapal bawah air dengan teknologi akustik, serta kendaraan operasi jarak jauh yang dilengkapi dengan berbagai sensor dan alat. Menteri Kebudayaan Kolombia, Juan David Correa, menyatakan bahwa ekspedisi ini merupakan langkah penting dalam memahami sejarah dan budaya di wilayah tersebut.
Penemuan kapal San Jose bukan hanya penting secara sejarah dan budaya bagi Kolombia, namun juga memicu sengketa hukum bernilai miliaran dolar. Kolombia menyatakan bahwa mereka yang pertama kali menemukan kapal ini pada tahun 2015, meskipun klaim ini dibantah oleh perusahaan penyelamat laut berbasis di AS bernama Sea Search-Armada (SSA). SSA menuntut sekitar $10 miliar kepada pemerintah Kolombia atas temuan kapal tersebut. Konflik hukum ini menjadi salah satu sorotan dalam kasus penemuan kapal karam yang kontroversial ini.