Gencatan senjata antara Israel dan Iran telah resmi berlaku setelah konflik berkepanjangan selama 12 hari. Meskipun pertempuran telah berhenti, Israel dan Iran sama-sama mengklaim kemenangan dari perspektif masing-masing. Iran merayakan “kemenangan besar” dan perlawanan heroik, sementara Israel, di bawah pimpinan Benjamin Netanyahu, menyebutnya sebagai “kemenangan untuk generasi mendatang.”
Analisis dari Al Jazeera menunjukkan bahwa Israel berhasil merusak target utama di wilayah Iran, namun klaim AS mengenai hancurnya fasilitas nuklir bawah tanah Iran masih memerlukan verifikasi lebih lanjut. Di sisi lain, Iran juga berhasil menunjukkan bahwa mereka siap untuk konfrontasi langsung di masa depan, bukan hanya melalui proksi.
Para ahli memperingatkan bahwa gencatan senjata saat ini hanya jeda sementara, bukan penyelesaian akar masalah. Masa depan program nuklir Iran menjadi isu krusial yang akan mempengaruhi perdamaian di kawasan. Sementara itu, ada dua kemungkinan jalan ke depan: inspeksi PBB terhadap fasilitas nuklir Iran atau kembalinya AS dalam menggebom Iran bersama Israel.
Berbagai negosiasi sedang dilakukan antara Eropa, Iran, dan AS untuk mencari jalan keluar diplomatis. Peran Eropa dianggap penting dalam menyeimbangkan kekuatan keras AS dan Israel. Banyak pihak berharap Eropa dapat membantu mengatur kembali kesepakatan yang berdampak positif bagi kedua belah pihak. Meskipun demikian, belum ada kepastian mengenai arah yang akan diambil dalam konflik ini.