Keadaan politik di Thailand semakin memanas dengan tuntutan pengunduran diri yang dilayangkan kepada Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra setelah rekaman telepon kontroversialnya dengan mantan PM Kamboja Hun Sen bocor ke publik. Demonstrasi besar-besaran digelar di Bangkok oleh ribuan demonstran yang mengecam tindakan Paetongtarn yang juga mulai ditinggalkan oleh partai koalisi pendukungnya. Aksi protes ini merupakan yang terbesar sejak partai Pheu Thai yang dipimpin oleh Paetongtarn berkuasa pada tahun 2023.
Dalam menjaga pemerintahan yang semakin rapuh, Paetongtarn juga harus menghadapi tekanan untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang sedang lesu di tengah ketidakstabilan politik. Meskipun ia menyatakan tidak khawatir terhadap demonstrasi dan memastikan untuk mematuhi hak rakyat, dia juga dihadapkan pada penyelidikan hukum terkait rekaman pembicaraan teleponnya dengan Hun Sen.
Krisis politik ini juga menimbulkan dampak pada pemulihan ekonomi Thailand yang sedang terganggu, karena protes dan ketidakstabilan politik dapat mempengaruhi kondisi ekonomi negara tersebut. Meskipun pemerintah Thailand lebih memilih jalur diplomasi untuk menyelesaikan konflik dengan Kamboja, pidato kritik dari Hun Sen terhadap Paetongtarn dan keluarganya memberikan tekanan lebih terhadap pemerintahan Thailand saat ini.
Saat ini, Paetongtarn berjuang untuk menjaga kelangsungan pemerintahannya yang semakin terancam, disamping upayanya untuk memperbaiki perekonomian negara yang sedang mengalami penurunan. Tindakan lanjutan dari lembaga penegak hukum akan mempengaruhi masa depan politik dan ekonomi Thailand dalam waktu dekat.