Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengusulkan kenaikan kuota Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilo gram (kg) subsidi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 menjadi 8,31 juta metrik ton. Angka ini meningkat dari kuota sebelumnya dalam APBN 2025 yang sebesar 8,17 juta metrik ton. Bahlil mengungkapkan hal ini dalam Rapat Kerja Komisi XII DPR RI. Realisasi penyaluran LPG 3 kg hingga Mei 2025 mencapai 3,49 juta metrik ton dari target 8,17 juta metrik ton. Proyeksi penyaluran hingga akhir tahun 2025 diperkirakan mencapai 8,36 juta ton, setelah realisasi 8,23 juta metrik ton pada tahun sebelumnya. Pemerintah juga sedang merumuskan aturan untuk mencegah kebocoran subsidi LPG dengan menerapkan sistem Satu Harga LPG 3 kg di setiap daerah, mirip dengan Bahan Bakar Minyak (BBM). Tujuan dari transformasi subsidi ini adalah agar lebih berbasis penerima manfaat dan terintegrasi dengan data penerima manfaat yang akurat. Beberapa upaya yang dilakukan meliputi pendataan pengguna LPG 3 kg yang lebih baik dengan data yang akurat serta persiapan infrastruktur dan pemahaman kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Kesepakatan angka kuota LPG 3 kg untuk RAPBN 2026 antara Komisi XII DPR dan Menteri ESDM adalah sekitar 8,31-8,76 juta kl.
Bahlil Usulkan Kuota LPG di RAPBN 2026 Naik Menjadi 8,31 Juta MT
