Israel telah menerima undangan dari Qatar untuk mengirim delegasi guna membahas gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera bersama Hamas. Pasca Hamas memberikan respons positif terhadap tawaran gencatan senjata 60 hari, pejabat Palestina mengungkapkan upaya amandemen termasuk jaminan bahwa permusuhan tak akan berlanjut jika negosiasi gencatan senjata permanen gagal.
Di Gaza, serangan dan tembakan Israel dilaporkan menewaskan sedikitnya 35 warga Palestina, yang termasuk dokter dan tiga anaknya di daerah al-Mawasi. Sementara itu, dua karyawan Amerika dari Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) terluka dalam serangan di Khan Younis. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Israel tak dapat menerima perubahan yang diinginkan Hamas terhadap tawaran gencatan senjata.
Presiden AS, Donald Trump, menyatakan bahwa Israel telah menerima “kondisi yang diperlukan” untuk gencatan senjata 60 hari, yang melibatkan pembebasan sandera Israel oleh Hamas dan imbalan tahanan Palestina. Hamas menuntut bantuan untuk Gaza didistribusikan eksklusif oleh PBB. Amandemen Hamas termasuk penarikan pasukan Israel serta jaminan AS atas operasi udara dan darat Israel.
Netanyahu menolak berakhirnya perang sebelum semua sandera dibebaskan dan militernya hancur. Anggota kabinetnya menyatakan penentangan terhadap kesepakatan yang diusulkan, dengan menekankan bahwa kembalinya sandera hanya bisa dijamin dengan penaklukan Jalur Gaza dan penghentian bantuan kemanusiaan serta dorongan emigrasi dari penduduk Palestina.