Gorila El Nino Menunjukkan Tanda Bahaya, RI Harus Berhati-hati! Apa yang Dimaksud dengan Gorila El Nino?

by -128 Views
Gorila El Nino Menunjukkan Tanda Bahaya, RI Harus Berhati-hati! Apa yang Dimaksud dengan Gorila El Nino?

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan bahwa fenomena El Nino, yang menyebabkan kemarau panjang dan suhu tinggi, belum akan berakhir dalam waktu dekat. Tim Variabilitas, Perubahan Iklim dan Awal Musim (TIVIPIAM) BRIN telah menemukan tanda-tanda akan terjadinya Gorila El Nino atau kemarau yang semakin parah di Indonesia.

Ketua TIM TIVIPIAM BRIN, Erma Yulihastin, mengatakan bahwa indeks dan kekuatan El Nino diukur dengan membagi area di sekitar Samudera Pasifik menjadi 4 bagian. Area 1 dan 2 adalah wilayah timur Pasifik yang berdekatan dengan Peru, sedangkan area 3 dan 4 merupakan wilayah barat Samudera Pasifik. Area 3 dan 4 memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kondisi iklim di Indonesia. Apabila fenomena El Nino bergerak ke area 3 dan 4, maka kemarau akan bertahan lebih lama dengan intensitas yang lebih kuat. Jika itu terjadi, Indonesia diprediksi akan mengalami kondisi yang serupa dengan El Nino pada tahun 2015.

Erma menjelaskan bahwa El Nino pada tahun 2015 bertahan lebih lama dari yang diperkirakan, yaitu lebih dari 1 tahun bahkan hampir 2 tahun. Fenomena El Nino ini disebut sebagai Gorila El Nino karena lamanya periode dan tingginya intensitas El Nino pada saat itu.

Meskipun demikian, Erma mengatakan bahwa belum ada yang bisa memastikan apakah Gorila El Nino akan terjadi di Indonesia. Para peneliti masih terus memantau perkembangan cuaca di Samudera Pasifik. Banyak ahli meyakini bahwa peningkatan suhu bumi akibat perubahan iklim merupakan salah satu penyebab munculnya Gorila El Nino. Badan klimatologi dunia sedang berusaha untuk membuat pemodelan cuaca yang lebih akurat dengan memperhitungkan perbedaan suhu 1,5 derajat Celcius.

Namun, Erma menekankan bahwa semua ilmuwan saat ini masih menunggu perkembangan cuaca dan berharap agar tidak terjadi Gorila El Nino di Indonesia.

Sumber: CNBC Indonesia