Houthi Menyerang Israel dari Lebanon Serta Melakukan Serangan di Berbagai Tempat

by -154 Views
Houthi Menyerang Israel dari Lebanon Serta Melakukan Serangan di Berbagai Tempat

Perang Israel di Gaza sepertinya melebar. Tak hanya kelompok Hamas dan pemberontak Houthi di Yaman, kini Israel juga diserang sejumlah rudal dari Lebanon.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan mereka menembaki sasaran di Lebanon selatan pada hari Rabu. Beberapa tembakan datang dari wilayah tersebut.

“Beberapa waktu lalu, sebuah sel teroris berusaha meluncurkan rudal anti-tank dari Lebanon menuju wilayah Israel di wilayah Zar’it. Sebuah tank IDF menghantam sel tersebut,” kata IDF dalam sebuah pernyataan, dikutip CNN International, Kamis (2/11/2023).

“Selain itu, teroris melepaskan tembakan beberapa waktu lalu dari Lebanon menuju wilayah Israel di wilayah Yiftah. Tidak ada korban luka yang dilaporkan. IDF merespons dengan tembakan ke arah asal penembakan,” tambahnya.

Militer Israel juga mengatakan sudah terlibat baku tembak dengan militan di Lebanon selatan selama beberapa minggu terakhir, yang diduga dilakukan oleh kelompok Hizbullah.

Hizbullah sendiri adalah kelompok bersenjata yang didukung Iran dan merupakan kekuatan regional yang mendominasi Lebanon selatan. Mereka juga beroperasi bersama Korps Garda Revolusi elit Iran di Suriah, tempat Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel berada.

Sebelumnya, sejumlah negara Timur Tengah sudah memperingatkan Israel terkait eskalasi perang di Gaza. Serangan terus-menerus dengan rudal ke wilayah Palestina tersebut, yang bahkan mengakibatkan tewasnya anak-anak dan wanita, dapat melibatkan beberapa kelompok.

Kelompok Houthi di Yaman, misalnya, telah mengklaim serangan terhadap Israel sebagai tanggapan atas agresi Israel di Gaza. Setidaknya sudah ada lima serangan yang diluncurkan oleh Houthi, dengan serangan Rabu malam diklaim sebagai yang terbesar.

Iran mengatakan wajar jika sejumlah kelompok menyerang Israel dalam konteks perang terhadap Hamas. Negeri tersebut bahkan menyatakan bahwa akan ada dampak yang lebih luas jika gencatan senjata tidak tercapai.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merespons perang di Gaza dengan memberi sinyal bahwa tidak akan ada gencatan senjata. Ia mengatakan bahwa perang ini akan sulit dan panjang, mengisyaratkan bahwa potensi konflik tak berakhir.

Hingga saat ini, lebih dari 8.000 warga sipil Gaza tewas akibat serangan Israel yang telah berlangsung selama 26 hari. Dari jumlah tersebut, lebih dari 3.000 adalah anak-anak.

Israel mencatat 1.400 kematian di pihak mereka. Semua ini terjadi ketika Hamas tiba-tiba menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober.