Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, mengatakan bahwa cakupan kepesertaan BPJS atau Universal Health Coverage (UHC) di Indonesia telah berkembang sangat pesat dalam waktu yang relatif singkat. Ali mengklaim bahwa UHC di Indonesia telah mencapai 95% penduduk atau lebih dari 264 juta penduduk dalam kurun 10 tahun. Hal ini berbeda dengan negara-negara lain yang lebih maju dan lebih dulu mengurusi jaminan sosial. Negara-negara tersebut membutuhkan waktu belasan hingga ratusan tahun untuk mencapai angka 100%. Menurut Ali, berdasarkan Lancet (jurnal medis internasional), Jerman memerlukan waktu 127 tahun, Belgium 118 tahun, dan Korea hanya 12 tahun. Oleh karena itu, pencapaian ini dianggap sebagai yang tercepat dan terbesar di dunia.
Ali menyebut bahwa tidak semua orang dan negara bisa mencapai pencapaian seperti ini, sehingga ini adalah pencapaian luar biasa. Bahkan, pemerintah Malaysia pun tidak percaya dengan pencapaian tersebut ketika dijelaskan. Selain itu, Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar, juga memberikan apresiasi dan catatan khusus terkait pencapaian ini dalam hal kepesertaan. Meskipun masih ada peserta yang menunggak, Timboel mengakui bahwa kepesertaan telah membaik. Timboel juga menekankan pentingnya akselerasi dalam sektor pelayanan dan pembiayaan untuk meningkatkan mutu. Jika hal ini terjadi, maka pada tahun 2024 cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan dapat mencapai 98% dari jumlah penduduk di Indonesia.
