Ekonomi China menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal ini terlihat dari aktivitas manufaktur di Negeri Tirai Bambu. Indeks manajer pembelian resmi (PMI) naik menjadi 50,8 pada bulan Maret dari 49,1 pada bulan Februari. Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan yang baik. Meskipun pertumbuhannya tidak terlalu besar, ini merupakan angka PMI tertinggi sejak Maret tahun lalu, ketika pembatasan Covid-19 mulai dicabut.
“Dari indikator-indikatornya, pasokan dan permintaan domestik telah membaik, sementara kepercayaan pemilik rumah dan dunia usaha mulai pulih, sementara kemauan untuk mengkonsumsi dan berinvestasi meningkat,” kata Zhou Maohua, analis di China Everbright Bank, kepada Reuters yang dikutip Channel News Asia, Minggu (31/3/2024).
Pesanan ekspor baru naik ke wilayah positif, mematahkan kemerosotan selama 11 bulan. Namun lapangan kerja terus menyusut, meskipun pada tingkat yang lebih lambat.
Indikator-indikator positif belakangan ini menunjukkan bahwa ekonomi China perlahan-lahan kembali ke kondisi yang lebih baik, sehingga para analis mulai meningkatkan perkiraan pertumbuhan mereka untuk tahun ini. Para pembuat kebijakan telah bergulat dengan kelesuan ekonomi sejak pembatasan Covid-19 dicabut pada akhir tahun 2022. Meski demikian, China masih menghadapi masalah seperti gelombang pasca krisis perumahan yang semakin parah, meningkatnya utang pemerintah daerah, dan melemahnya permintaan global.
Perdana Menteri Li Qiang mengumumkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% pada tahun 2024 pada pertemuan tahunan parlemen China, Kongres Rakyat Nasional. Namun, kondisi sektor properti yang masih mengalami kemerosotan menjadi hambatan besar terhadap pertumbuhan. Para analis menyarankan agar para pembuat kebijakan mengeluarkan lebih banyak stimulus untuk mencapai target pertumbuhan tersebut.
PMI non-manufaktur resmi, yang mencakup jasa dan konstruksi, juga naik menjadi 53 dari 51,4 pada bulan Februari. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak September. Citi bahkan menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi China untuk tahun ini menjadi 5,0% dari sebelumnya 4,6%, dengan alasan data positif dan kebijakan terkini.
