Kenaikan Suku Bunga Tak Menghambat Target Pertumbuhan Ekonomi, Menurut BI

by -120 Views

Bank Indonesia (BI) yakin bahwa kenaikan BI Rate menjadi 6,25% tidak akan mengganggu target pertumbuhan ekonomi Indonesia. Proyeksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) RI tetap dipertahankan di kisaran 4,7%-5,5% year on year.

“Terkait dengan suku bunga, mengapa kami masih optimis dan tidak mengubah kisaran pertumbuhan ekonomi, karena kebijakan suku bunga ditujukan untuk menstabilkan nilai tukar dan kata kunci-nya itu preemptive dan forward looking untuk menjaga inflasi,” kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya dalam diskusi di Pulau Samosir, Sumatera Utara, Minggu (28/4/2024).

Juli mengatakan bahwa BI memiliki berbagai kebijakan untuk mendukung perekonomian Indonesia. Artinya, kebijakan tersebut tidak hanya berfokus pada suku bunga acuan saja. “Intinya, kami memiliki set of policy instrument, stance BI tidak hanya dari sisi moneter saja,” kata dia.

Juli mencontohkan bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, BI juga memberikan berbagai insentif, salah satunya adalah Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). Kebijakan ini diberikan kepada bank-bank untuk mendorong penyaluran kredit. Insentif dilakukan melalui pengurangan jumlah Giro Wajib Minimum (GWM) bagi bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas.

Juli yakin bahwa kebijakan KLM tersebut akan mendorong penyaluran kredit oleh perbankan. “Dengan pertimbangan ini, kami melihat dampak dari kenaikan policy rate ini relatif ringan, sehingga kisarannya tetap berada di kisaran yang sama,” kata dia.

Sebelumnya, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25% pada April 2024. Suku bunga deposit facility naik ke posisi 5,50% dan lending facility sebesar 7%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, kenaikan suku bunga ini bertujuan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak buruknya risiko global dan sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025 sejalan dengan kebijakan moneter yang pro-stability.

“Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya saat konferensi pers secara daring, Rabu (24/4/2024).

Kenaikan BI Rate kali ini merupakan yang pertama sejak BI menahan suku bunga acuan di level 6% pada Oktober 2023 lalu.