Israel Tetapkan Keadaan Darurat di Seluruh Negeri saat Perang Arab Memanas

by -20 Views
Israel Tetapkan Keadaan Darurat di Seluruh Negeri saat Perang Arab Memanas

Pemerintah Israel telah mengumumkan keadaan darurat nasional hingga 30 September di tengah meningkatnya serangan terhadap Lebanon dan kemungkinan perluasan serangan roket Hizbullah ke Israel. Langkah ini diputuskan setelah meningkatnya ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon, menyusul serangan udara yang menargetkan komandan militer senior Hizbullah. Menurut laporan harian Israel, Yedioth Ahronoth, para menteri kabinet Israel sepakat untuk mendeklarasikan “situasi khusus di front dalam negeri” di seluruh wilayah Israel. Pemungutan suara dilakukan melalui telepon, berdasarkan usulan dari Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.

Harian Haaretz menjelaskan bahwa di bawah deklarasi ini, militer Israel diberikan wewenang untuk mengeluarkan instruksi kepada publik, termasuk melarang pertemuan, membatasi aktivitas belajar, serta memberikan instruksi tambahan yang dianggap penting untuk menyelamatkan nyawa. Keputusan darurat ini diumumkan setelah upaya pembunuhan komandan militer Hizbullah, Ali Karaki, dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut. Sumber militer Israel mengonfirmasi bahwa serangan tersebut menargetkan Karaki, meskipun belum ada informasi lebih lanjut tentang nasibnya.

Sejak Senin pagi, serangan militer Israel telah menewaskan 569 orang, termasuk 50 anak-anak, dan melukai 1.835 orang di Lebanon, demikian diungkapkan Menteri Kesehatan Lebanon, Firass Abiad, kepada Al Jazeera. Ribuan orang yang telantar dari Lebanon selatan kini berlindung di sekolah-sekolah dan gedung-gedung lainnya.

Ratusan ribu warga sipil terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan. Komunitas internasional telah memperingatkan agar serangan ini tidak meluas, karena dikhawatirkan konflik yang bermula dari Gaza akan menyebar ke wilayah lain di kawasan Timur Tengah. Sejak awal perang terbaru Israel di Gaza yang dimulai pada 7 Oktober, lebih dari 41.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas. Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sebagai bagian dari respons terhadap konflik yang terjadi di Gaza.