Perbarui Situasi Gaza! Israel Mengirim 3 Juta Pasukan untuk Serangan – Total Korban Terkini

by -108 Views

Perang antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina, Hamas, masih berlanjut di Gaza. Israel terus melancarkan serangan intensif untuk menghancurkan Hamas sebagai balasan atas serangan yang dilakukan oleh Hamas di selatan negara itu pada 7 Oktober lalu. Beberapa perkembangan terbaru dalam perang ini antara lain kemungkinan perang yang meluas dengan langkah Iran merekrut pasukan melawan Israel dan kemunculan front baru terkait militan di Lebanon.

Perdana Menteri Otoritas Palestina, Mohammad Shtayyeh, menolak usulan Israel untuk membentuk otoritas transisi di Gaza setelah perang berakhir. Shtayyeh mengatakan bahwa otoritas Palestina tidak akan memerintah Gaza tanpa adanya perjanjian komprehensif yang mencakup wilayah Tepi Barat sebagai negara Palestina. Ia juga menekankan pentingnya mencapai solusi politik untuk Tepi Barat dan menghubungkannya dengan Gaza dalam kerangka solusi dua negara.

Iran sedang mempersiapkan diri untuk berperang dengan Israel. Garda Revolusi Iran telah merekrut lebih dari 3 juta sukarelawan yang siap dikerahkan untuk bergabung dengan kelompok bersenjata Hamas dalam perang ini. Iran memiliki hubungan dekat dengan Hamas dan dikhawatirkan telah memberikan persenjataan kepada kelompok itu. Lebanon juga memiliki kelompok proxy Iran yang berkuasa, Hizbullah, yang juga terlibat dalam perang ini dengan menyerang Israel.

Parlemen Tunisia sedang mempertimbangkan rancangan undang-undang yang mengkriminalisasi normalisasi hubungan dengan Israel. Rancangan undang-undang tersebut memuat hukuman penjara dan denda bagi siapa pun yang berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, budaya, atau militer dengan Israel.

Front perang baru muncul ketika militan Hamas di selatan Lebanon meluncurkan serangan roket ke Israel sebagai tanggapan terhadap serangan Israel di Gaza. Kelompok Islam lainnya, Jamaah Islamiyah, juga menembakkan roket ke Kiryat Shmona, sebuah kota perbatasan Israel. Hizbullah juga mengklaim telah menargetkan posisi-posisi tentara Israel dan melaporkan adanya kematian salah satu pejuangnya.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menekan Israel untuk melindungi warga sipil di Gaza dan meningkatkan bantuan kemanusiaan di wilayah tersebut. Biden juga membahas upaya untuk membebaskan lebih dari 200 sandera yang disandera oleh Hamas. Amerika Serikat berada di bawah tekanan untuk memperjelas dukungannya terhadap Israel.

Di Dagestan, Rusia, massa yang mencari warga Israel menyerbu bandara setelah beredar rumor bahwa ada penerbangan yang tiba dari Israel. Pemerintah Rusia kemudian menutup bandara tersebut dan menyatakan situasi telah terkendali.

Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza telah mencapai 7.950 orang, termasuk 116 personel medis. Banyak rumah sakit di Gaza yang telah terkena serangan militer. Sedangkan di Israel, korban tewas akibat serangan Hamas telah mencapai 1.400 jiwa.

Pasokan air di Gaza terancam karena Israel telah memutus layanan penting seperti listrik dan bahan bakar yang diperlukan untuk desalinasi dan mengoperasikan pompa air. Sekitar 52.000 wanita hamil dan lebih dari 30.000 bayi di bawah usia enam bulan terpaksa minum air asin atau terkontaminasi di Gaza.

Itulah perkembangan terbaru dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza. Perang ini semakin meluas dengan kemungkinan campur tangan Iran dan kemunculan front baru di Lebanon. Jumlah korban tewas terus bertambah, dan tekanan terhadap Israel semakin meningkat dari berbagai pihak, termasuk Presiden Amerika Serikat.