Hamas Janjikan ‘Kutukan’ bagi Zionis di Tengah Israel Melakukan Pengepungan Gaza

by -119 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Hamas, kelompok bersenjata yang juga merupakan penguasa wilayah Jalur Gaza Palestina, mengeluarkan pernyataan mengenai pengepungan yang dilakukan oleh Israel. Pernyataan terbaru tersebut disampaikan oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.

Dalam rilisnya, Hamas mengancam Israel bahwa tindakan pengepungan tersebut akan menjadi kutukan sejarah bagi Negeri Yahudi tersebut. Mereka menyebut bahwa jika Israel terus menekan, mereka akan mengambil langkah yang akan berakibat bencana bagi Yerusalem Barat, yang menjadi klaim kalangan Zionis sebagai Ibu Kota Israel.

“Ada banyak korban di antara pasukan Israel. Lebih banyak tentara Israel akan kembali dalam tas hitam,” ujar Abu Obeida, juru bicara kelompok militan tersebut, seperti yang dilansir dari AFP pada Jumat (3/11/2023).

Sejauh ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengonfirmasi kematian 19 tentaranya dalam operasi yang sedang berlangsung. Pada Kamis, juru bicara IDF, Daniel Hagari, mengatakan bahwa pasukan Israel telah sepenuhnya mengepung Kota Gaza di bagian utara wilayah tersebut.

“Tentara Israel telah menyelesaikan pengepungan kota Gaza, pusat organisasi teror Hamas,” katanya kepada wartawan. “Konsep gencatan senjata saat ini sama sekali tidak dibahas,” tambahnya.

Israel kini menghadapi tekanan yang semakin besar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kelompok kemanusiaan untuk melakukan gencatan senjata, mengingat meningkatnya jumlah korban jiwa di kalangan warga sipil di Gaza dan kekhawatiran akan penyebaran konflik di Timur Tengah.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, tidak meminta penghentian permusuhan sepenuhnya, melainkan mendesak “jeda kemanusiaan”. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, juga menegaskan minggu ini bahwa Amerika Serikat “bertekad untuk mencegah eskalasi apapun” dalam konflik yang sedang berlangsung.

Data PBB menunjukkan bahwa jumlah korban jiwa di Gaza telah melampaui 8.800 orang sejak 7 Oktober, termasuk lebih dari 3.600 anak-anak. Selain itu, sekitar 22.240 orang juga mengalami luka-luka.

PBB juga mengutuk serangan udara yang dilancarkan oleh IDF pada Rabu, yang menargetkan kamp pengungsi Jabalia yang dihuni oleh penduduk di Gaza utara, dengan menyatakan bahwa tindakan tersebut “dapat dianggap sebagai kejahatan perang.”

Di sisi lain, Israel tetap mempertahankan bahwa mereka menargetkan “infrastruktur teror” yang dibangun di dekat bangunan sipil dan bertindak berdasarkan intelijen yang akurat.