RS Al-Shifa di Gaza dihancurkan Israel menjadi kuburan massal

by -158 Views
RS Al-Shifa di Gaza dihancurkan Israel menjadi kuburan massal

Situasi mencekam terjadi di Rumah Sakit Al-Shifa. Ribuan orang terjebak di rumah sakit terbesar di Gaza, dimana jenazah yang tewas akibat serangan Israel menumpuk dan membusuk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Rumah Sakit Al-Shifa, yang juga mengalami pemadaman listrik dan kekurangan bahan bakar, berada “hampir seperti kuburan.”

Menurut Juru Bicara WHO Christian Lindmeier, sekitar 600 orang masih berada di rumah sakit, sementara yang lain berlindung di lorong-lorong. “Di sekitar rumah sakit ada banyak jenazah yang tidak bisa dirawat atau bahkan tidak dikuburkan atau dibawa ke kamar mayat apapun,” ujarnya, mengutip BBC International. “Rumah sakit tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Hampir seperti kuburan.”

Dokter juga mengeluhkan jenazah yang menumpuk dan membusuk di rumah sakit. Dr Mohamed Abu Selmia, manajer RS Al-Shifa, mengatakan ada sekitar 150 jenazah yang membusuk, “meninggalkan bau yang tidak sedap”. Pihak berwenang Israel masih belum memberikan izin bagi jenazah tersebut untuk meninggalkan rumah sakit untuk dikuburkan, dan anjing kini telah memasuki halaman rumah sakit dan mulai memakan jenazah tersebut.

Terdapat juga kekhawatiran mengenai puluhan bayi prematur yang tidak dapat lagi tinggal di inkubatornya akibat pemadaman listrik. Dr Selmia mengatakan tujuh dari bayi tersebut kini meninggal karena kekurangan oksigen. Negosiasi telah dilakukan dengan pihak berwenang Israel untuk mencoba mengevakuasi bayi-bayi tersebut, namun belum ada kesepakatan yang tercapai.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan setidaknya ada 2.300 orang masih di dalam rumah sakit, sebanyak 650 pasien, 200 hingga 500 staf dan sekitar 1.500 orang mencari perlindungan.

Selain Al-Shifa, rumah sakit lain di Jalur Gaza telah melaporkan masalah yang meluas, termasuk kurangnya pasokan dan listrik akibat pertempuran dan blokade yang diberlakukan Israel di wilayah tersebut sejak Hamas melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober.