Jokowi Minta Negara Maju Penuhi Janji US$ 100 M untuk Transisi Energi

by -131 Views

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar telah resmi membuka Paviliun Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 (COP28) di Expo City, Dubai, Uni Emirat Arab, pada Kamis (30/11/2023) pukul 11.00 waktu UEA. Dalam pidato kunci yang disampaikan, Siti Nurbaya menekankan pentingnya sektor energi dan memprioritaskannya dalam agenda COP28 untuk didiskusikan di Paviliun Indonesia.

Pada masa Presidensi G20 November 2022, Indonesia bersama dengan International Partner Group (IPG) telah menginisiasi perjanjian internasional tentang Kemitraan Transisi Energi yang Berkeadilan. Implementasi JETP memproyeksikan sekitar US$ 20 miliar kemitraan publik-swasta dengan pendanaan investasi campuran khususnya untuk mempercepat dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.

Siti Nurbaya menyatakan bahwa mobilisasi keuangan saat ini sedang berlangsung selama tiga sampai lima tahun dengan memperkenalkan Indonesia Country Platform sebagai mekanisme keuangan untuk pensiun dini pembangkit listrik tenaga batubara atau PLTU dan untuk investasi baru pada energi terbarukan.

Selain itu, pembahasan mengenai energi, sampah, dan ekonomi sirkular akan menjadi penting dan menarik, yang semuanya melibatkan partisipasi masyarakat, swasta, CSO, dan akar rumput. Hasil penting dalam bidang iklim yang dicapai Indonesia menunjukkan bahwa kepemimpinan Presiden Jokowi dalam bidang iklim didasarkan pada kepemimpinan yang memberi contoh, bukan sekadar klaim, janji, atau komitmen di atas kertas. Presiden Joko Widodo secara konsisten menekankan pentingnya mewujudkan janji US$ 100 miliar yang dibuat oleh negara-negara maju kepada negara-negara berkembang, yang masih belum pasti hingga COP28. Pemenuhan janji ini sangatlah penting, terutama untuk transisi energi dan aksi iklim besar lainnya.