Dampak dari perang antara Israel dan milisi Gaza Palestina, Hamas, terus meluas. Setelah sebelumnya perang tersebut juga menyebabkan pertempuran di wilayah Lebanon dan Suriah, kali ini eskalasi perang telah meluas hingga mencakup Laut Merah.
Militer Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa tiga kapal komersial telah diserang oleh drone yang dimiliki oleh kelompok Houthi Yaman, di perairan internasional di Laut Merah bagian Selatan. Amerika Serikat kemudian membalas serangan drone tersebut melalui kapal penghancur, USS Carney.
Sementara itu, Houthi Yaman mengklaim bahwa angkatan laut mereka telah menyerang dua kapal Israel, yaitu Unity Explorer dan Number 9, dengan menggunakan drone bersenjata dan rudal. Serangan tersebut merupakan respons terhadap tuntutan rakyat Yaman dan seruan negara-negara Islam untuk mendukung rakyat Palestina.
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, menyatakan bahwa kedua kapal tersebut tidak memiliki hubungan dengan Israel. Ia juga menggambarkan kondisi kedua kapal tersebut, di mana satu kapal rusak parah dan dalam keadaan darurat, sedangkan kapal lainnya mengalami kerusakan ringan.
Insiden ini terjadi setelah serangkaian serangan di perairan Timur Tengah sejak pecahnya perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober. Sebuah kapal kargo yang terkait dengan Israel juga disita oleh Houthi, yang didukung oleh Iran.
Kapal Unity Explorer dan Number 9 memiliki bendera dan manajemen yang berbeda, serta sedang dalam perjalanan ke destinasi masing-masing. Berdasarkan keterangan dari Bernhard Schulte Shipmanagement (BSM), Number 9 mengalami proyektil saat transit di Selat Bab Al Mandab. Tidak ada laporan korban luka atau polusi pasca kejadian tersebut.
Serangkaian insiden ini menimbulkan keprihatinan di kawasan tersebut dan menandai eskalasi konflik antara berbagai pihak yang terlibat.