PBB Menggambarkan Kondisi Gaza yang Diserang Israel Sebagai ‘Kiamat’

by -144 Views
PBB Menggambarkan Kondisi Gaza yang Diserang Israel Sebagai ‘Kiamat’

Koordinator bantuan darurat PBB, Martin Griffiths, mengatakan kampanye militer Israel di Gaza Selatan sama dahsyatnya dengan di Utara. Ia bahkan menyebut serangan Israel itu telah membuat Gaza luluh lantak bak kiamat.

Griffiths mengatakan serangan yang terus berlanjut telah merampas sarana penting apapun yang dimiliki relawan untuk membantu 2,3 juta orang di Gaza. Berbicara atas nama seluruh komunitas bantuan internasional, ia kembali menyerukan gencatan senjata di wilayah itu.

“Apa yang kami katakan hari ini adalah: sudah cukup sekarang. Ini harus dihentikan. Sejumlah kecil bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza tidak dapat lagi didistribusikan, karena serangan darat Israel telah menyebar ke Gaza selatan dan kota Khan Younis, yang mengakibatkan kehancuran,” ujarnya dikutip The Guardian, Rabu (6/12/2023).

Komentarnya muncul ketika militer Israel mengatakan pihaknya telah menyerbu kota utama Gaza selatan pada hari pertempuran paling sengit sejauh ini, dan rumah sakit berjuang untuk menangani sejumlah warga Palestina yang tewas dan terluka.

“Operasi ini bukan lagi operasi yang signifikan secara statistik. Ini adalah situasi apokaliptik sekarang, karena ini adalah sisa-sisa sebuah negara yang terdesak ke wilayah Selatan.”

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan operasi darat ke Gaza utara pada 27 Oktober, 20 hari setelah kelompok milisi Hamas melakukan serangan lintas batas ke Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan 1.200 warga Israel.
Israel memerintahkan warga sipil Palestina untuk pindah ke Gaza Selatan demi keselamatan mereka sendiri sebelum serangan darat. Namun sejauh ini wilayah Selatan juga masih dibombardir.

Setelah gagalnya gencatan senjata selama seminggu pada tanggal 1 Desember, tank dan infanteri telah bergerak ke Selatan, dengan fokus pada Khan Younis. IDF mengatakan pasukannya telah mencapai jantung kota pada hari Selasa.

Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), Jake Sullivan, menunjuk pada rencana IDF untuk membagi Gaza menjadi distrik-distrik kecil dan memperingatkan penduduk akan kemungkinan operasi militer di distrik mereka, sebagai “langkah yang sangat tidak biasa bagi militer modern” untuk menghindari kematian warga sipil.

Para pejabat AS mengatakan pada hari Senin bahwa masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan mengenai jalannya perang di Gaza selatan. Mamun Griffiths mengatakan sudah jelas bahwa tidak ada perbaikan dan upaya diplomatik AS untuk mempengaruhi IDF telah gagal.

“Cara operasi militer yang dilakukan di wilayah selatan sangat mirip dengan apa yang kita lihat di wilayah utara,” paparnya.

“Diplomasi AS sangat terfokus pada hal ini dan (Menteri Luar Negeri AS) Anthony Blinken membicarakannya secara terbuka. Tampaknya hal ini tidak berhasil sama sekali, sehingga laju kehancuran di wilayah Selatan sama besarnya dengan yang kita lihat di wilayah Utara,” tambahnya.

“Jadi kita hanya bisa berbuat sedikit, dan terus terang menghadapi kenyataan yang tidak dapat dihindari bahwa ini bukan lagi operasi kemanusiaan, melainkan upaya untuk menyelamatkan nyawa masyarakat Gaza. Kami akan tinggal. Kami tidak akan pergi… tapi tolong jangan berpikir bahwa lembaga kemanusiaan bisa menyelamatkan situasi ini. Mereka tidak bisa.”