Israel Menyerang dan Membunuh 3 Warga Palestina di Gaza

by -127 Views

Pemerintah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu membuat kesalahan besar. Bak senjata makan tuan, militer Israel (IDF) dilaporkan membunuh warganya sendiri dalam serangan ke Gaza Palestina. Mengutip AFP, setidaknya tiga sandera asal Israel telah ditembak Jumat saat IDF salah mengira mereka adalah ancaman. Ini terjadi di Sheijaya, wilayah medan pertempuran di Kota Gaza. “IDF (tentara) secara keliru mengidentifikasi tiga sandera Israel sebagai ancaman. Akibatnya, pasukan menembak ke arah mereka dan mereka terbunuh,” kata militer dalam sebuah pernyataan, dikutip Senin (18/12/2023). “Pelajaran langsung dari peristiwa tersebut telah dipetik, yang kemudian diteruskan kepada seluruh pasukan IDF di lapangan … penyesalan mendalam atas insiden tragis tersebut,” tambah militer Israel. Para sondera itu antara lain Yotam Haim dan Alon Shamriz, keduanya berasal dari Kibbutz Kfar Aza. Satu lagi adalah Samer El-Talalqa, yang disandera dari Kibbutz Nir Am. Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan militer memikul tanggung jawab atas semua yang terjadi. Ia mengatakan yakin ketiganya melarikan diri atau ditinggalkan Hamas saat Israel menyerang. “Kami masih belum mengetahui rinciannya,” tambahnya. Netanyahu sediri mengatakan ini adalah tragedi. Ia mengatakan seluruh negeri berduka. “Ini adalah tragedi yang tak tertahankan,” ujarnya. “Seluruh Negara Israel berduka malam ini. Hati saya tertuju kepada keluarga yang berduka di masa sulit mereka,” klaimnya. Hamas menyandera sekitar 250 sandera selama serangan 7 Oktober terhadap Israel, yang menewaskan 1.139 orang. Israel kemudian membombardir Gaza dan menewaskan lebih dari 18.700 orang. Pemerintah Israel telah berulang kali menyatakan bahwa memulangkan semua sandera adalah salah satu tujuan utama perang. Namun ini mendapat kecaman dunia karena serangan dilakukan betubi-tubi dan tak mengindahkan warga sipil, tenaga kesehatan, bahkan jurnalis. Sementara itu, protes terjadi di Tel Aviv pada hari Sabtu. Keluarga para sandera berkumpul untuk memohon kesepakatan kepada pemerintah. “Pertimbangkan kami dan buatlah rencana sekarang (untuk negosiasi),” kata Noam Perry, putri sandera Haim Perry, pada protes tersebut.