Calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo, Mahfud MD, mempertanyakan kemudahan investasi di Indonesia. Dia menilai bahwa salah satu hambatan investasi di Tanah Air adalah budaya korupsi.
Menurut Mahfud, budaya korupsi menyebabkan ineffisiensi di sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi, seperti konsumsi, belanja pemerintah, ekspor dan impor, hingga investasi. Korupsi juga telah merasuki lembaga-lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Bahkan, korupsi telah muncul di darat, laut, dan udara Indonesia.
Saat membalas cawapres nomor urut satu Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Mahfud mengatakan bahwa investasi di Indonesia masih rumit dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh adanya conflict of interest yang menyebabkan banyak hal di-sentralisasi dan tidak dirasakan oleh masyarakat.
Mahfud juga menyebut bahwa kesulitan investasi tergambar dari minimnya investor yang masuk ke megaproyek Ibu Kota Nusantara (IKN) pada saat itu. Menurutnya, pembangunan IKN masih seluruhnya dibiayai oleh APBN dan belum ada dana pembangunan yang berasal dari investor.
Ganjar-Mahfud menyebut kemudahan investasi, khususnya bagi UMKM, dalam visi-misi mereka. Mereka berupaya untuk menciptakan kemudahan berusaha bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam usaha ultra mikro dan UMKM. Salah satu upaya adalah dengan memastikan alokasi kredit perbankan minimal 35% untuk koperasi, UMKM, dan perusahaan rintisan.
Angka rasio kredit perbankan untuk UMKM sebesar 35% yang diusung Ganjar-Mahfud hanya naik 5% dari target yang telah ditetapkan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).