Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih ekonomis dibandingkan dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.
“Surabaya ini akan lebih mudah, karena kita sudah mengalami susah mudahnya membangun, mendesain, pembebasan tanah, memasang, mengoperasikan, sampai dengan mengkomunikasikan ke masyarakat, sehingga selanjutnya itu bisa kita lakukan,” kata Budi Karya dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2023 Kemenhub di Jakarta beberapa waktu lalu seperti dikutip Senin (25/12/2023).
Budi juga menyebut proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya juga akan dilakukan dengan creative financing, karena adanya keterbatasan anggaran dari APBN.
“Artinya, ada investor yang menghubungkan dari Jakarta sampai Surabaya,” ujarnya.
Selain mudah, Budi Karya juga menyebut proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya juga akan lebih ekonomis, karena jalur yang semakin panjang.
“Makin panjang dari kereta cepat ini makin ekonomis, bisa dibayangkan bahwa jarak Jakarta-Surabaya yang 900 Km itu bisa dicapai kira-kira 2 jam,” tutur Budi.
Sehingga nantinya, lanjut Budi Karya, menggunakan transportasi massal Kereta Cepat harganya akan lebih kompetitif dibandingkan dengan menggunakan pesawat udara.
“Dan oleh karenanya konsep creative financing akan kita lakukan. Nanti kami bersama-sama yang memprakarsai melakukan design engineering, lalu kami berikan tender, dan yang terbaik yang akan jadi pemenang,” ucapnya.
Lebih lanjut, Budi Karya mengakui proses pembangunan proyek kereta cepat cukup menantang bagi pihak-pihak yang terlibat, termasuk Kemenhub. Namun, setelah proyek ini rampung, Kereta Cepat Whoosh berhasil menjadi kebanggan bagi masyarakat Indonesia.
“Tidak ada orang yang mengatakan kok ini Whoosh jelek. Sekarang tinggal kita kawal saja agar ini bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Selain itu, Budi Karya menyebut popularitas Kereta Cepat Whoosh tidak kalah dengan kereta cepat dari negara lain, seperti Shinkansen di Jepang atau TGV di Perancis.
“Kalau kita jalan ke Singapura, Malaysia, atau Thailand, mereka bertanya Whoosh-nya gimana? sama populernya dengan Shinkansen dan TGV,” ucapnya.