Seorang petani memantaui tanaman padi yang kekeringan di Desa Kramat Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu, 9 Agustus 2023.
Jakarta, CNBC Indonesia – Perubahan iklim menjadi topik yang mendominasi berita dan perbincangan di berbagai platform media sosial tahun ini.
Hujan deras disertai banjir bandang, kekeringan, suhu panas ekstrem, angin topan, polusi udara yang semakin buruk, hingga siklus iklim dan cuaca yang semakin cepat, semuanya itu merupakan fenomena iklim ekstrem yang terjadi di beberapa negara tahun ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah berulang kali memperingatkan agar semua pihak bekerja sama mengatasi dampak perubahan iklim yang terjadi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan skenario terburuk yang mengancam dunia, yaitu krisis pangan yang bisa memicu krisis ekonomi dan politik.
Perubahan iklim memiliki dampak serius bagi perekonomian seluruh negara, termasuk Indonesia. Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memprediksi bahwa ancaman bencana kelaparan yang mengintai dunia bisa terjadi pada tahun 2050.
Bencana tersebut tidak akan memandang negara maju atau berkembang. Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau seluruh negara, termasuk Indonesia, untuk mengubah gaya hidup yang mengandalkan energi fosil menjadi energi yang ramah lingkungan.
BMKG telah mengingatkan ancaman akibat perubahan iklim yang bisa menyebabkan gangguan ketahanan pangan akibat kekeringan ekstrem dan kekurangan air yang terjadi secara global. Indikator tekanan ketahanan pangan menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di bumi akan mengalami kerentanan cukup tinggi terhadap ketahanan pangan.
BMKG juga mencatat bahwa tahun 2023 menjadi tahun penuh rekor suhu, di mana bulan Juni hingga Agustus merupakan tiga bulan terpanas sepanjang sejarah. Tahun 2023 berpeluang menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan iklim, mengalahkan tahun 2016 dan 2022.
BMKG mendorong para ahli ekonomi dan insinyur yang merancang infrastruktur untuk memperhatikan pemodelan numerik berdasarkan hasil observasi, data satelit, dan pengamatan di lapangan.
Dwikorita juga menjelaskan bahwa suhu pada tahun 1850-2023 mengalami kenaikan, dimana tahun 2023 mencapai rekor terpanas. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena iklim global semakin kompleks, tidak pasti, dan rumit, yang berdampak pada kondisi iklim regional dan lokal di Indonesia.
Perubahan iklim telah memberikan tekanan tambahan pada sumber daya air yang sudah langka dan menghasilkan apa yang dikenal sebagai water hotspot. Dwikorita mengingatkan perlu adanya aksi mitigasi seperti hemat listrik, air, pengelolaan sampah, pengurangan energi fosil, penggunaan kendaraan listrik, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, penanaman pohon, dan restorasi mangrove.
Pemerintah Indonesia sedang menyusun Instruksi Presiden (Inpres) kebijakan Indonesia agar rencana pembangunan jangka panjang Indonesia berhubungan dengan kebijakan ketahanan iklim dan bencana.
Kenaikan suhu global memang global, meski di Indonesia belum sebesar negara lain karena luas laut Indonesia lebih luas dari daratan yang berfungsi sebagai pendingin.