Hizbullah Mengejar Israel, AS Memulai Diplomasi

by -146 Views
Hizbullah Mengejar Israel, AS Memulai Diplomasi

Perang Israel dan Hamas tetap berlanjut setelah tiga bulan lebih dan bahkan semakin meluas. Pada hari Sabtu (6/1/2024) waktu setempat, lebih dari 60 tembakan besar dari Lebanon menghantam Israel utara. Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa ini merupakan “respon awal” terhadap pembunuhan wakil ketua Hamas awal pekan ini.

Ketegangan semakin meningkat sejak wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri, dibunuh oleh pesawat tak berawak di Lebanon, yang didukung Iran. Sejak serangan tersebut, Israel juga telah melancarkan serangan ke Gaza yang menewaskan ribuan orang dan menghancurkan daerah padat penduduk.

Sementara itu, Amerika Serikat dan Uni Eropa mencoba untuk memulai upaya diplomatik baru untuk menghentikan dampak perang Gaza yang dapat meluas ke Lebanon, Tepi Barat, dan jalur pelayaran Laut Merah.

Kelaparan juga mulai melanda Gaza, dengan PBB menyebutkan bahwa Gaza menghadapi tingkat kerawanan pangan tertinggi yang pernah tercatat. Sebelumnya, PBB juga memperingatkan bahwa Gaza menjadi “tidak dapat dihuni” karena serangan Israel yang tak kunjung berhenti.

Rumah sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, hampir tidak berfungsi karena terputus dari aliran listrik akibat serangan Israel. Sekitar 180 perempuan Palestina melahirkan setiap hari di tengah kondisi yang sulit ini.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga bertemu dengan para pemimpin Turki dan Yunani untuk membahas perang dan krisis kemanusiaan di Gaza. Namun, Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussein al-Sheikh menegaskan bahwa masa depan Gaza harus ditentukan oleh rakyat Palestina, bukan Israel.

Rencana pembangunan Gaza setelah perang, yang diusulkan oleh Israel, juga menuai kritik dari PLO. Menurut mereka, solusi komprehensif dan penghapusan pendudukan Israel adalah pilihan rakyat Palestina.