Komentar Pedas Hasto PDIP Mengenai Gibran dan Jokowi

by -120 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengkritisi besarnya utang pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, kemajuan Indonesia saat ini didorong oleh utang tersebut.

Selain itu, Hasto juga mengaitkan keputusan partainya untuk mencalonkan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai Wali Kota Solo sebagai sebuah kesalahan.

Hasto menyatakan bahwa partainya khilaf ketika mencalonkan Gibran Rakabuming sebagai Calon Walikota Solo pada 2020. Dia bercerita bahwa pada saat itu, mereka merasa putus asa karena melihat kemajuan yang dilakukan oleh Jokowi.

“Kami jujur saja khilaf ketika dulu ikut mencalonkan Gibran karena kami juga di sisi lain memang mengakui terhadap kemajuan yang dilakukan Pak Jokowi,” kata Hasto dalam diskusi daring, Sabtu (30/3/2024).

Menurut Hasto, setelah melihat lebih dalam, kemajuan yang telah dicapai oleh Presiden Jokowi ternyata merupakan hasil dari beban utang yang sangat besar. Dia menyebutkan bahwa utang pemerintah saat ini hampir mencapai US$ 196 miliar dan belum termasuk utang BUMN yang mencapai US$ 220 miliar.

“Setelah kami lihat lebih dalam, kemajuan ini ternyata dipicu oleh beban utang yang sangat besar, utang kita, utang pemerintah itu hampir mencapai US$196 miliar, ternyata utang swasta dan BUMN itu hampir mencapai US$220 miliar,” katanya.

Hasto mengungkapkan keprihatinannya bahwa jika kedua utang tersebut digabungkan, Indonesia berpotensi menghadapi masalah serius di masa depan. Dia juga menyatakan kekhawatirannya karena praktik nepotisme menjadi semakin kuat.

Hasto mencontohkan pencalonan sekretaris Presiden yang maju sebagai calon bupati Boyolali, yang menurutnya akan mengambil basis PDIP di Jawa Tengah.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah sebesar Rp8.041,01 triliun per akhir November 2023, mencapai rekor tertinggi. Menanggapi hal ini, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto menganggap bahwa utang sebesar Rp8.041,01 triliun masih dalam kondisi aman.