Kerusuhan Massa di Amerika Serikat: Penyebab Utamanya

by -126 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Gelombang protes mulai menyebar ke berbagai kampus besar di Amerika Serikat (AS). Demonstrasi ini menjadi sorotan setelah aparat keamanan mulai mengambil tindakan tegas.

Banyak perguruan tinggi telah meminta bantuan polisi untuk membubarkan demonstrasi dan perkemahan, yang mengakibatkan bentrokan sengit dan puluhan penangkapan.

Para mahasiswa dan akademisi turun ke jalan agar Presiden AS Joe Biden mendesak untuk menghentikan serangan Israel di Jalur Gaza. Mereka juga menuntut kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.

Protes ini terinspirasi oleh kejadian di Columbia University di New York, di mana polisi membubarkan perkemahan dan menangkap lebih dari 100 orang minggu lalu. Namun, para mahasiswa ini kembali mendirikan tenda.

University of Southern California membatalkan upacara wisuda panggung utamanya karena langkah-langkah keamanan setelah protes terkait serangan Israel ke Gaza.

Departemen Kepolisian Los Angeles menangkap lebih dari 90 orang Rabu malam selama protes di kampus karena diduga masuk tanpa izin. Satu orang ditangkap karena diduga melakukan penyerangan dengan senjata mematikan.

Protes juga terjadi di University of Texas, dimana polisi dan tentara negara bagian menangkap mahasiswa pendemo dan meminta mereka untuk mundur.

Di Harvard, pengunjuk rasa mendirikan kamp dengan 14 tenda setelah protes menentang penangguhan Komite Solidaritas Palestina Sarjana Harvard.

Protes juga terjadi di MIT, University of Connecticut, dan University of Michigan. Di Yale University, setidaknya 47 orang ditangkap setelah menolak untuk membubarkan diri.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengkritik penggunaan kekerasan polisi untuk membungkam perbedaan pendapat, menyebutnya merusak kebebasan akademis.

Gedung Putih belum memberikan tanggapan jelas terkait tuntutan mahasiswa ini. Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menyatakan bahwa presiden tidak bertanggung jawab atas masalah demonstrasi tersebut.