Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini memiliki 13 industri bioetanol. Namun, hanya ada 2 pabrik bioetanol fuel grade yang digunakan sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan bahwa pihaknya masih sedang berdiskusi mengenai program campuran bioetanol untuk BBM, apakah dimulai dari 2,5% terlebih dahulu atau langsung 5%.
Dari 13 industri bioetanol yang ada, hanya 2 industri yang memenuhi kriteria untuk bisa digunakan sebagai fuel grade. Eniya mengatakan bahwa program campuran bioetanol untuk BBM telah ada, namun hingga saat ini belum ada pencapaian yang signifikan. Padahal, pada tahun 2025, Indonesia menargetkan untuk mencapai 20% bioetanol.
Eniya juga mengungkapkan bahwa program bioetanol sudah ada sejak dulu, namun belum ada kemajuan yang signifikan. Regulasi di Kementerian ESDM sudah banyak, dan Indonesia seharusnya telah mencapai target 20% bioetanol pada tahun 2025, namun hingga saat ini belum tercapai.
Sumber: [CNBC Indonesia](https://cnbcindonesia.com/news/20240701121401-8-550752/prabowo-operasi-cedera-kaki-hingga-harga-bbm-belum-ada-perubahan)
