Ancaman Besar! Jutaan Pekerjaan Siap Hilang dari Dunia, Mengapa?

by -49 Views

Ancaman hilangnya ribuan pekerjaan akibat perkembangan teknologi digital dan kerusakan lingkungan semakin nyata. Perlu kerja sama global untuk mencari solusi atas permasalahan yang muncul akibat disrupsi teknologi dan perubahan iklim ini.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Telisa Aulia Falianty, menyatakan bahwa perkembangan teknologi seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, digitalisasi menawarkan banyak peluang seperti transisi ekonomi dan pertumbuhan produktivitas, hingga munculnya pekerjaan baru.

Namun, di sisi lain, perkembangan digitalisasi juga bisa memberikan dampak negatif seperti turunnya pendapatan, penurunan kesejahteraan mental, penurunan tingkat pendapatan, bahkan hilangnya pekerjaan karena tergantikan oleh Artificial Intelligence.

Telisa menuturkan bahwa sejumlah studi menunjukkan dampak negatif perkembangan teknologi terhadap penyerapan tenaga kerja. Meskipun jumlah investasi di Indonesia terus naik dari tahun ke tahun, namun jumlah tenaga kerja yang mampu terserap semakin menurun.

Data Kementerian Investasi menunjukkan bahwa pada tahun 2012, jumlah investasi di Indonesia mencapai Rp 313,2 triliun dengan jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 1,28 juta orang. Namun, pada tahun 2019, jumlah investasi meningkat menjadi Rp 809,6 triliun namun jumlah tenaga kerja yang mampu diserap hanya 1,16 juta orang.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memperkirakan akan ada 80 juta pekerjaan yang hilang akibat perkembangan teknologi digital secara global. Namun, di saat yang bersamaan, akan ada 67 juta lapangan pekerjaan baru yang muncul oleh perkembangan digital, terutama di sektor teknologi dan pengembangan AI.

Selain itu, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan juga memiliki dampak signifikan terhadap kondisi bisnis dan pekerjaan. Transisi ke ekonomi yang rendah karbon dan hemat energi sangat diperlukan untuk menghadapi hal ini, meskipun akan mengganggu namun juga membawa peluang besar untuk pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan.

Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa solusi jangka pendek dan panjang diperlukan untuk mengatasi disrupsi pasar tenaga kerja akibat perkembangan teknologi dan perubahan iklim ini. Kerja sama global sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan ini, mengingat dampaknya sangat luas dan dapat membahayakan pekerja di seluruh dunia.

Salah satu forum yang akan membahas masa depan pekerjaan di dunia dan Indonesia adalah High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024 yang akan diselenggarakan di Bali. Tema diskusi termasuk tentang bagaimana mengatasi perubahan iklim dan kerusakan lingkungan melalui pengembangan ekonomi dan teknologi yang ramah lingkungan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru.