Apakah Netanyahu Menerima Syarat Damai Hamas dengan Israel?

by -156 Views
Apakah Netanyahu Menerima Syarat Damai Hamas dengan Israel?

Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh Haniyeh, mengatakan pihaknya terbuka untuk melakukan perundingan guna mengakhiri perang yang sedang berlangsung, namun dengan syarat. Haniyeh mempertahankan pendapat bahwa setiap kesepakatan pasca perang harus melibatkan Hamas dalam mengatur pemerintahan di Palestina.

“Setiap pengaturan di Gaza atau Palestina tanpa Hamas atau faksi perlawanan adalah sebuah khayalan,” ujar Haniyeh dalam pidatonya di televisi, seperti yang dikutip dari Times of Israel, Minggu (17/12/2023).

Haniyeh menyatakan bahwa Hamas siap untuk melakukan pembicaraan yang dapat mengarah pada jalur politik yang menjamin hak rakyat Palestina atas negara merdeka mereka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Dia juga berjanji akan menertibkan rumah warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Namun, Haniyeh tidak secara langsung menyebutkan keinginan untuk hidup berdampingan dengan negara Israel. Hamas secara terbuka menginginkan kehancuran Israel dan berjanji akan melakukan serangan serupa seperti yang dilakukan pada tanggal 7 Oktober hingga hal ini tercapai.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan isyarat adanya kemungkinan negosiasi baru dengan Hamas, terutama mengenai pembebasan para sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.

Netanyahu menyebut konflik ini sebagai “perang eksistensial” yang harus diperjuangkan sampai menang meskipun ada tekanan dan biaya. Dia bahkan mengatakan bahwa Gaza akan didemiliterisasi dan berada di bawah kendali keamanan Israel. Pernyataannya muncul sehari setelah pasukan Israel secara tidak sengaja membunuh tiga warganya sendiri yang ditawan, dari lebih 100 tawanan.

Komentar Netanyahu muncul setelah kepala Mossad, badan intelijen Israel, bertemu dengan perdana menteri Qatar, negara yang menjadi penengah antara Israel dan Hamas, dan yang upayanya menghasilkan gencatan senjata selama tujuh hari dan pertukaran sandera pada bulan lalu.

Sebelumnya pada hari Sabtu, Qatar mengkonfirmasi bahwa pembicaraan sedang berlangsung untuk kemungkinan gencatan senjata baru. “Kami memiliki kritik serius terhadap Qatar… namun saat ini kami sedang berusaha untuk menyelesaikan pemulihan para sandera kami,” katanya.

Sebuah pernyataan Hamas kemudian mengatakan bahwa kelompok tersebut “menegaskan posisinya untuk tidak membuka negosiasi untuk pertukaran tahanan kecuali agresi terhadap rakyat kami berhenti untuk selamanya”.

Pada hari Jumat, pasukan Israel mengakui bahwa mereka secara keliru membunuh tiga sandera yang ditawan Hamas, semuanya berusia 20-an tahun, di daerah Shijaiyah, Kota Gaza, di mana pasukan terlibat dalam pertempuran sengit dengan Hamas.