Ini Ramalan IMF, Bank Dunia & OECD Mengenai Kondisi Ekonomi Indonesia Tahun 2024

by -146 Views

Tantangan ekonomi global tahun 2024 tidak semakin mudah, juga bagi Indonesia. Berbagai lembaga internasional memperkirakan bahwa ekonomi global akan melemah pada tahun depan dibandingkan dengan tahun 2023, meski ketahanan ekonomi Indonesia diperkirakan masih bisa terjaga.

Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia (WB), dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) telah menerbitkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia pada tahun 2024.

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya akan mencapai 2,4%, turun dari proyeksi pertumbuhan pada 2023 sebesar 3%. OECD memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,7%, turun dari proyeksi pertumbuhan tahun sebelumnya 2,9%, dan WB memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,4%, turun dari 2,1% pada 2023.

Faktor-faktor risiko yang menurunkan laju pertumbuhan ekonomi dunia didasari oleh kondisi melemahnya ekonomi China sebagai penggerak ekonomi Asia, penurunan harga komoditas yang mempengaruhi kinerja ekspor sejumlah negara, krisis pangan, dan masih memanasnya suhu politik dunia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun perhatikan permasalahan itu. Ia menyatakan bahwa tekanan ekonomi global masih akan sangat besar pada 2024, dipengaruhi oleh terus memanasnya tensi geopolitik di berbagai belahan dunia.

Di tengah masih melemahnya ekonomi global, tiga lembaga internasional memperkirakan perekonomian Indonesia masih akan stabil pertumbuhannya, meski tidak bisa mengalami kenaikan pertumbuhan di atas 5% seperti tahun sebelumnya.

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi domestik Indonesia tumbuh di kisaran 5%, sama seperti proyeksi pertumbuhan pada 2023. WB menurunkan proyeksi pertumbuhannya untuk Indonesia dari 5% menjadi 4,9%, dan OECD menaikkan dari 4,9% menjadi 5,2%.

Salah satu faktor pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan melemah pada tahun ini adalah ekspor. Bila ekspor tahun 2022 dan 2023 melonjak karena harga komoditas, maka hal tersebut dianggap sudah tidak ada lagi tahun ini sejalan dengan normalisasi pasokan.

Faktor lain yang mendorong terjaganya pertumbuhan ekonomi Indonesia menurut IMF diambil dari asumsi kebijakan fiskal dan moneter di Indonesia.

Sementara Bank Dunia mendasari prospeknya dari kemampuan pemerintah menjaga ekspektasi inflasi sehingga tren kenaikan suku bunga acuan bank sentral bisa ditahan saat ini. Bank Dunia juga menganggap konsumsi swasta akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pada 2024.

OECD menilai prospek pertumbuhan tetap baik dan stabil karena kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik, inflasi yang lebih rendah, serta perbaikan sentimen investor yang akan mendukung konsumsi dan investasi, sehingga mengimbangi gambaran perdagangan global yang suram.